Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspor Teh Indonesia Berpeluang Meningkat di Tengah Perang Dagang AS-China

Ekspor Teh Indonesia Berpeluang Meningkat di Tengah Perang Dagang AS-China Kredit Foto: Unsplash
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia berpeluang meningkatkan ekspor teh di tengah perang dagang Amerika Serikat-China. Peluang tersebut dimanfaatkan salah satunya dengan mengikuti pameran World Tea Expo (WTE) 2019 pada 11-13 Juni 2019 di Las Vegas, Amerika Serikat (AS). Hasilnya, Indonesia meraih potensi transaksi sebesar US$529 ribu dalam pameran tersebut dan diprediksi akan meningkat.

Hal ini disampaikan Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles Antonius Budiman.

"Perang dagang AS-China merupakan momentum yang memberikan peluang lebih besar bagi para produsen teh seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hal ini dikarenakan teh hijau dan teh hitam China dengan kemasan di bawah 3 kg kemungkinan besar akan dikenakan tarif 25 persen, sehingga hal tersebut menjadi celah teh Indonesia merebut pangsa pasar teh China yang dikenakan tarif," ujar Anton dilansir dari keterangan resminya, Rabu (19/6/2019).

Baca Juga: Perang Dagang, AS Tetap Jadi Tujuan Penting Ekspor Indonesia

Gaya hidup sehat generasi muda AS menggeser gaya konsumsi minuman soda ke produk teh siap minum. Hal tersebut mempengaruhi perkembangan produk minuman teh yang semakin berinovasi misalnya blended tea yang menggunakan bunga (bunga telang/"butterfly pea", mawar, melati, dan lavender) sebagai campuran teh, teh rempah instan dengan berbagai kemasan yang menarik, teh untuk diet keto, chia seeds bubble tea, cider tea, sparkling tea, kombucha, dan teh rasa buah-buahan tropik seperti sirsak.

Teh kombucha mengalami pertumbuhan pesat sejak 2017 karena digadang sebagai minuman “elixir of life” yang memberikan manfaat kesehatan untuk sistem pencernaan dan detoksifikasi. Nilai pasar teh Kombucha diperkirakan mencapai US$556 juta pada 2018.

“Tidak hanya importir daun teh, industri teh siap minum, khususnya Kombucha di AS juga dapat dibidik sebagai buyer sasaran," imbuh Anton.

Baca Juga: Kerajaan Inggris Pertama Kali Mengenal Teh dari Jawa

Pameran kali ini diikuti 260 peserta pameran (eksportir dan label privat) dari 22 negara dan dihadiri 100 ribu buyer yang terdiri atas distributor, peritel, pemilik kedai teh, pemilik restoran, pemasok jasa makanan/restoran. Beberapa paviliun negara selain Indonesia adalah China, Sri Lanka, India, Jepang, Taiwan, Inggris, dan Kanada.

Indonesia berada di peringkat ke-12 pemasok teh dengan nilai ekspor US$7,1 juta yang terbagi
menjadi ekspor teh hitam senilai US$5,1 juta dan US$2 juta untuk teh hijau. Pasar teh paling besar di AS adalah teh hitam dan teh fermentasi yang merupakan bahan pembuatan teh kombucha.

Berdasarkan data Departemen Perdagangan Amerika Serikat, total nilai impor produk teh AS dari
seluruh dunia pada 2018 tercatat sebesar US$467 juta, dengan rincian nilai impor teh hitam US$302,4 juta dan teh hijau US$165,3 juta. Total impor teh AS dari China tertinggi di antara negaranegara lain yaitu sebesar US$89,9 juta. Impor teh hijau AS dari China senilai US$48,1 juta dan impor teh hitam yang telah difermentasi tercatat sebesar US$41,8 juta.

Tingginya nilai impor teh yang telah difermentasi ini sejalan dengan tren minuman teh siap minum di AS, khususnya untuk produksi teh kombucha siap minum.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: