Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mau Kembangkan Biodiesel dalam Negeri, Peru Lirik Indonesia

Mau Kembangkan  Biodiesel dalam Negeri, Peru Lirik Indonesia Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Peru berniat menjadikan Indonesia sebagai mitra strategis di bidang industri kelapa sawit. Hal itu disampaikan anggota Kongres Peru, Alejandra Aramayo kepada Wakil Menteri Hidrokarbon Peru, Eduardo Guevara.

Kongres Peru yang dihelat pada Rabu (12/6/2019) lalu juga dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Lima, Marina Estella Anwar Bey dan Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan.

Aramayo berpendapat bahwa Indonesia dapat menjadi model bagi Peru untuk mengembangkan industri kelapa sawit, khususnya biodiesel bagi kebutuhan domestik. Saat ini Pemerintah Peru menerapkan mandat penggunaan B5, namun produksi biodiesel dalam negeri sangat kecil dan tidak bisa memenuhi kebutuhan domestik sehingga pemerintah harus mengimpor produk biodiesel dari negara lain dalam skala besar.

Baca Juga: Pemerintah Ajukan Gugatan Diskriminasi Sawit Uni Eropa ke WTO

"Saya merekomendasikan Pemerintah Peru agar bekerja sama dengan Indonesia," ujar Aramayo dalam keterangan tertulisnya, Rabu (19/6/2019).

Aramayo juga mengharapkan Peru bergabung dengan Dewan Negara Penghasil Kelapa Sawit (CPOPC) yang telah diinisiasi oleh Indonesia dan Malaysia. Saat ini, Kolombia merupakan negara pertama di kawasan Amerika Latin yang telah menjadi anggota.

"Pemerintah Peru menyambut baik usulan tersebut dan menyatakan akan mempelajari kemungkinan Peru menjadi anggota CPOPC," tambahnya.

Sementara itu, Dubes Marina Estella mengatakan, keinginan Peru tersebut karena Indonesia dinilai sukses mengembangkan industri kelapa sawit, baik di industri hulu maupun hilir. Hal ini dibuktikan dengan tingginya produktivitas kebun kelapa sawit, serta pengembangan berbagai produk dari minyak sawit termasuk biodiesel.

Baca Juga: Harga Minyak Sawit Anjlok, Tarif Biodiesel Turun Rp371

Ketua Aprobi, Paulus Tjakrawan menjelaskan, Indonesia telah menggunakan biodiesel sejak 2006 dan terus meningkat setiap tahun. Saat ini Indonesia menggunakan kandungan biodiesel sebanyak 20% (B20) dan sedang menguji coba B30.

"Diproyeksikan pada 2020, Indonesia akan mulai menggunakan B30. Selain itu, Indonesia sedang mengembangkan bahan bakar bio-hidrokarbon berupa green gasoline, green diesel, dan green avtur," ujar dia.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: