Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saksi Prabowo di MK, Tjahjo Kumolo: Perlu Diklarifikasi

Saksi Prabowo di MK, Tjahjo Kumolo: Perlu Diklarifikasi Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo, mengatakan kesaksian Hairul Anas Suhaidi yang merupakan saksi Prabowo Subianto di Mahkamah Konstitusi (MK) perlu diklarifikasi lebih dalam. Sebab, pelatihan yang diberikan TKN Jokowi-Ma'ruf tidak pernah membahas tentang kecurangan.

“Enggak ada. Saya kira itu perlu diklarifikasi, enggak ada. Kita semua clean and clear kok,” ujarnya di Jakarta, Kamis (20/6/2019).

Poltiisi PDI-Perjuangan itu, memastikan TKN tidak pernah memerintahkan kepada seluruh saksinya untuk berbuat kecurangan. Terlebih, kecurangan mustahil terjadi karena terdapat pengawas dan saksi dari kubu 02 yang ditempatkan di setiap TPS.

“Tanpa memandang semua, kok, meskipun ada tim pemantau dalam dan luar negeri kita juga bukan anggota juga bisa ikut melihat saksi TPS itu,” katanya.

Baca Juga: Saudaranya Jadi Saksi Prabowo, Mahfud MD Santai Aja

“Saya kira enggak akan sampai ke situ,” sambungnya.

Sebelumnya, Hairul yang merupakan saksi ke-15 dari pihak pemohon (kubu Prabowo-Sandi) yang mengaku mendapat materi terkait 'kecurangan bagian dari demokrasi'.

Hairul menyebut, keterangan itu didapatkan dari Moeldoko. "Saya mendapatkan materi di dalam pelatihan dua hari itu, di mana dalam catatan dan ingatan saya, juga ada slide-nya, pertama adalah ada satu slide yang mengatakan 'kecurangan adalah bagian dari demokrasi," jelas Hairul.

"Materi ini diunggah di satu drive, dan ini ditayangkan saat kalau enggak salah Pak Moeldoko," lanjutnya.

Selain itu, Hairul juga menyebut nama Gubernur Jawa Timur, Ganjar Pranowo, yang memberikan motivasi kepada peserta. Hairul mempermasalahkan subtansi materi yang seakan memaklumkan ketidaknetralan aparat.

"Gubernur Jateng beberapa kali mengatakan kalau mau menang itu aparat sebaiknya tidak netral. Jadi beberapa kali mengatakan, 'kalau aparat netral buat apa'. Di sesi pagi disampaikan bahwa aparat membela 01," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: