Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Moeldoko: Ustad, Ngomongnya Jangan Ngawur

Moeldoko: Ustad, Ngomongnya Jangan Ngawur Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Bandung -

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, memberikan tanggapannya terkait pernyataan Ustad Rahmat Baequni yang menyatakan petugas KPPS meninggal karena diracun.

"Saya pikir begini lah, kita ini berpikir jujur, berkata jujur, apalagi ustad, ngomongnya jangan ngawur, saya harus tegas," ujarnya di Bandung, Kamis (20/6/2019).

Ia menambahkan, sudah mengundang pihak-pihak terkait untuk membicarakan soal banyaknya petugas KPPS yang meninggal. Hasilnya, petugas KPPS meninggal dunia secara wajar karena masalah kesehatan.

"Kita sudah undang dari pihak terkait, sudah sangat clear bahwa meninggalnya teman-teman di TPS itu status kesehatan, adalah meninggal yang wajar. Ini yang ngomong menteri, loh, karena kecapaian," jelasnya.

Baca Juga: 38% Masyarakat Takut Perlakuan Semena-mena Aparat, Moeldoko Malah...

Oleh sebab itu, Moeldoko menegaskan, agar jangan lagi digunakan perkataan meracuni karena tidak patut dan melukai perasaan keluarga petugas KPPS yang telah ditinggalkan.

"Jadi jangan lagi bahasanya itu justru yang meracuni masyarakat, saya tidak suka bahasa yang seperti itu, kasihan masyarakat dan kasihan keluarganya itu sudah rela," katanya.

Sebelumnya, beredar video Ustad Rahmat Baequni dalam sebuah ceramah menyebut anggota KPPS meninggal karena diracun. Bahkan Baequni mengklaim temuan tersebut didukung hasil uji laboratorium.

Video tersebut beredar luas di Twitter dengan durasi 02.08 menit. Tidak diketahui pasti lokasi Baequni menyampaikan ceramahnya. Pernyataan Baequni bertentangan dengan hasil temuan di lapangan, penyebab umum anggota KPPS meninggal karena sakit. Hal itu juga diperkuat oleh Kemenkes.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: