Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Slack, Platform Messenger Pembunuh Email

Slack, Platform Messenger Pembunuh Email Kredit Foto: TechCrunch
Warta Ekonomi, Jakarta -

Slack dikembangkan oleh Slack Technologies Inc, startup asal Amerika Serikat ini disebut-sebut sebagai pembunuh email atau membuat email tidak lagi digunakan karena sudah ada platform yang lebih mudah untuk digunakan.

Slack adalah platform berbasis internet yang memunginkan tim atau kelompok bisnis untuk berkomunikasi satu sama lain. Tidak sekadar berkomunikasi seperti di messenger, melalui platform ini pengguna bisa berkirim dokumen dan fail dengan mudah layaknya di sebuah chatroom pesan instan.

Diluncurkan pada 2013, Slack telah menggantikan diskusi email di banyak perusahaan meskipun email masih menjadi media komunikasi yang dominan digunakan di tempat kerja. Perusahaan yang berbasis di San Francisco ini mengklaim telah memiliki lebih dari 10 juta pengguna aktif harian.

Baca Juga: Pembaruan Slack: Mudah Temukan Apa Saja!

Pada 31 Januari 2019, Slack mencatat telah memiliki 500.000 organisasi pengguna gratis, yang berpotensi akan berlangganan platform tersebut. Hingga kuartal pertama tahun ini telah ada 95.000 pelanggan berbayar.

Pada 30 April, Slack memiliki 645 pelanggan yang membayar lebih dari US$100.000 dan menjadi pendapatan berulang tahunan. Angka itu meningkat dari tahun sebelumnya. Beberapa pelanggan besar seperti Electric Arts In, Nordstrom Inc, dan Ford Motor Co telah menyumbang 43% dari total pendapatan.

Baca Juga: IPO Tahun Ini, Kenapa Slack Pilih Rute Direct Listing?

Berkirim dokumen dan fail memang lebih simpel dilakukan melalui media pesan singkat. Beberapa platform sebetulnya telah lama dapat digunakan untuk kegiatan ini. Seperti add-on obrolan gratis di Office365, Google Hangouts atau Workplace, yang dikembangkan oleh Facebook bersama Webex Cisco Systems Inc.

Kegiatan berkirim dokumen dan fail sendiri memiliki pasar yang sangat besar. Riset IDC menyebut pasar global untuk kolaborasi di tempat kerja diperkirakan akan mencapai US$3,2 miliar pada 2021.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: