Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dari Usaha Keripik, Wanita Ini Ajak IRT Dirikan Kopwan Putri Rinjani

Dari Usaha Keripik, Wanita Ini Ajak IRT Dirikan Kopwan Putri Rinjani Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sukses berbisnis makanan ringan berbahan dasar jagung, Hajjah Zainab (49) pemilik UD Azhari segera menularkan keahliannya kepada ibu-ibu rumah tangga (IRT) di sekitarnya. Ia pun secara tekun dan penuh kesabaran mengajarkan ibu-ibu di kampungnya dalam bisnis keripik tortilla. 

Zainab mengajak 20 ibu-ibu untuk mendirikan koperasi wanita Putri Mandiri. Dalam koperasi itu ada sebanyak 380 ibu-ibu yang terbagi dalam 38 kelompok usaha produktif, ia bina secara perlahan. 

Melihat kiprah luar biasa dari Hajjah Zaenab dalam membina, membimbing dan menjadikan ibu-ibu menjadi perempuan produktif ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan pun mendaulat Putri Rinjani sebagai Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP).

Baca Juga: Dari Jagung, Pengusaha Ini Rangkul Perempuan Lombok Jadi Produktif

Untuk mitra produksi, Zaenab menyediakan bahan baku. Ia akan membeli produksi keripik mentah yang mereka hasilkan dengan harga Rp25 ribu per kilogram. Selain mendapat ilmu, para ibu juga diberikan upah antara Rp20 ribu hingga Rp25 ribu setiap setengah hari bekerja. Jika dikalkulasikan, para ibu mendapat penghasilan Rp750 ribu setiap bulannya. Upah ini, bisa dikatakan setara saat para ibu membersihkan gulma di sawah.

Zaenab menekankan pentingnya menjaga kualitas produk. Hal ini dimulai dengan mengawasi secara langsung bahan bakunya hingga proses produksi. Untuk jagung, dia menegaskan harus yang benar-benar matang di pohon. Dengan begitu, warna kuning butiran jagung nyaris tidak akan berubah meski pun telah diolah. Sedangkan Rumput laut, ia tegaskan hanya memilih yang bersih dari kotoran. Selain itu, masa petik juga harus sesuai dengan umur teknisnya.

Selain dijual di jaringan oleh-oleh di seantero Pulau Lombok, tortila dab dodol rumput lalut pun ia kirim ke sejumlah daerah seperti beberapa kota di pulau Sumatera dan Jawa. Belakangan, ia dibantu GIZ (Deutsche Gesellschaft Fur Internationale Zusammenarbeit) di Mataram yang memberikan pendampingan manajemen dan pemasaran. Dari situ, usaha keripiknya semakin berkembang.

Baca Juga: Entrepreneur Harus Tahu! 10 Tips Memacu Karyawan Sukses di Tempat Kerja

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: