Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Kementerian Keuangan mencatat realisasi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Mei sebesar Rp127,45 triliun, atau 0,79 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Posisi ini jauh di bawah ambang batas yang diamanatkan undang-undang yaitu 3 persen dari PDB. Sementara itu, keseimbangan primer pada Mei 2019 berada pada posisi negatif Rp0,38 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, realisasi pembiayaan yang dilakukan Pemerintah hingga Mei 2019 mencapai Rp157,89 triliun, terutama bersumber dari pembiayaan utang sebesar Rp159,63 triliun.
"Pembiayaan utang tersebut meliputi penerbitan Surat Berharga Negara (neto) sebesar Rp186,04 triliun dan pinjaman (neto) sebesar negatif Rp26,41 triliun," tuturnya di Jakarta, Jumat (21/6/2019).
Baca Juga: Kemenkeu Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5,1% di Kuartal I 2019
Dia bilang, untuk menjaga kondisi kas tetap aman, Pemerintah secara konsisten melakukan pengelolaan utang secara prudent dan produktif, antara lain dengan menjaga rasio utang dalam batas aman, meningkatkan efisiensi atas pengelolaan utang, mendorong pemanfaatan utang untuk kegiatan produktif, serta menjaga keseimbangan pengelolaan utang.
Sekadar informasi, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir April 2019 tercatat sebesar 389,3 miliar dolar AS. Posisi ini tumbuh 8,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Maret 2019 sebesar 7,9% (yoy).
Dari total tersebut, sebanyak 186,7 miliar dolar AS merupakan utang yang dilakukan oleh pemerintah. Posisi tersebut tumbuh 3,4% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,6% (yoy).
Baca Juga: Hingga Mei, Pendapatan Negara dan Hibah Capai Rp728,5 Triliun
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh
