Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Emas Naik Tertinggi dalam 6 Tahun, dan Akan Berlanjut. . .

Harga Emas Naik Tertinggi dalam 6 Tahun, dan Akan Berlanjut. . . Kredit Foto: Reuters/Leonhard Foeger
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga emas mencapai puncaknya pada Jumat (21/6/2019) kemarin akibat melemahnya US$ dan meningkatnya eskalasi AS-Iran, yang menyebabkan para investor memilih aset yang aman. Di samping itu harga minya juga cenderung meningkat.

Minggu ini akan sangat menentukan baik untuk pasar modal, harga minyak dan US$. Para investor akan melihat G20 sebagai kunci, berharap ada kemajuan dari pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping.

“Emas menjadi salah satu berita terbaik minggu ini, di mana harganya mencapai US$14.000 (per ons), pertama kali dalam enam tahun terakhir,” ujar Joshua Mahony, analis pasar senior dari IG Trading Group.

Baca Juga: China Masih Bisa Kalahkan Supremasi Ekonomi AS

“Naiknya harga emas dipacu oleh sentiment risiko sejalan dengan melemahnya US$, sejalan dengan keputusan tiba-tiba pembatalan serangan militer ke Iran, yang menggambarkan betapa tidak menentunya situasi saat ini,” ujarnya.

Minyak harganya meningkat pada Jumat kemarin, tapi tidak setinggi kenaikan 4,% persen di hari sebelumnya pada saat eskalasi ketegangan antara AS dan Iran meningkat.

Kekhawatiran akan terjadinya perang terjadi pada Kamis saat Iran menembak “drone mata-mata” AS yang melanggar wilayah udaranya. Kendati Washington membantah dan mengatakan bahwa drone-nye terbang di wilayah internasional.

Otoritas penerbangan AS lantas melarang pesawat komersial dan sipil AS untuk melewati area yang dekat dengan konflik. Lalu, sejumlah maskapai negara lain mengikuti larangan tersebut, termasuk British Airways, Qantas, KLM dan Lufthansa yang menghindari Selat Hormuz, tempat di mana konflik berpusat.

Baca Juga: Harga Saham Global dan Emas Turun, Sementara Minyak Naik

Emas sendiri tepatnya mencapai harga US$1.412,08 per ons, tertinggi sejak September 2013.

“Pertumbuhan global yang menurun, kemungkinan penurunan suku bunga acuan The Fed, dan meningkatnya tensi geopolitis memberikan “perfect storm” untuk emas,” ujar analis pasar XTB, David Cheetam, sebagaimana dikutip dari CNA dari AFP.

Permintaan akan emas telah meningkat sejak The Fed memberi isyarat akan menaikan suku bunga, walaupun belum terjadi. Kemungkinan kenaikan pada bulan Juli masih akan terjadi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Clara Aprilia Sukandar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: