Harga Emas Mencapai Puncak dalam 6 Tahun Terakhir

Warta Ekonomi, Jakarta -

Wow, pada Selasa kemarin, harga emas melonjak naik dan berada di level tertinggi selama hampir enam tahun terakhir, ditengah meningkatnya ketegangan AS-Iran. Sementara pasar saham kebingungan di tengah data ekonomi yang mengecewakan dan adanya ketidakpastian apakah Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada bulan Juli seperti yang diharapkan atau tidak.

Sebagaimana dilansir laman Reuters, chairman The Fed Jerome Powell mengatakan dalam pidatonya bahwa bank sentral AS tidak terkait dengan tekanan politik jangka pendek. The Fed saat ini sedang mempertimbangkan apakah akan menurunkan suku bunga di tengah melambatnya pertumbuhan seperti yang dituntut oleh Presiden Donald Trump.

Pasar ekuitas telah mengumumkan bulan ini sebagai antisipasi bahwa pembuat kebijakan Fed akan menurunkan suku bunga, tetapi komentar Powell memberi keraguan pada pasar. Padahal The Fed punya otoritas sendiri.

Baca Juga: Lapis Emas 24 Karat, Intip Rumah Megah Milik Donald Trump di New York City

“Jelas, dia merujuk ke Gedung Putih," ujar Quincy Krosby, kepala strategi pasar di Prudential Financial di Newark, New Jersey. "Pasar ingin mendengar The Fed tetap stabil dan yang penting adalah jalan yang benar untuk mengikuti kebijakan moneter, daripada menyetujui Pemerintah," lanjutnya.

Dolar kembali menguat dan harga emas turun setelah komentar Powell memangkas ekspektasi pasar bahwa bank sentral AS akan menurunkan suku bunga setengah persen pada bulan depan.

Kendati demikian, sejauh ini, harga emas telah naik 10% di bulan Juni, naik di atas US$1.400 per ons untuk pertama kalinya sejak Agustus 2013 setelah sempat menyentuh penghalang psikologis pada hari Senin. Harga emas pada Senin sendiri mencapai US$1.418,7 per ons pada Senin.

Baca Juga: Harga Emas Naik Tertinggi dalam 6 Tahun, dan Akan Berlanjut. . .