Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Wejangan untuk Pebisnis Fesyen dari Bos LVMH, Nyelekit!

Ini Wejangan untuk Pebisnis Fesyen dari Bos LVMH, Nyelekit! Kredit Foto: Forbes
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berhasil menghempaskan Warren Buffett dari posisi orang terkaya ketiga di dunia, CEO dari Louis Vuitton Moet Hennessy (LVMH), Bernard Arnault kini masuk ke dalam klub eksklusif miliarder dunia, centibillionares, bersama Jeff Bezos dan Bill Gates.

Arnault telah memiliki kekayaan senilai US$102 miliar atau sekitar Rp1.440 triliun. Ia telah menjabat sebagai pemimpin LVMH sejak tahun 1989. LVMH sendiri adalah perusahaan keluarga, anak-anaknya pun dilibatkan buat mengurus perusahaan ini.

Kamu mau sesukses dia? Berikut nasihat bijak dari Arnault yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan:

Baca Juga: Hanya 3 Miliarder Ini yang Layak Gabung Klub Eksklusif 'Centibillionaires'

“Hubungan saya dengan barang mewah bersifat “rasional” dan harus ada hubungannya dengan marjin keuntungan”

Quote ini benar-benar “jleb” alias nusuk banget buat mereka yang konsumtif. Pasalnya, enggak sedikit yang rela mengeluarkan uang untukk membeli barang-barang mewah bahkan jika tak memiliki uang, mereka mencari utangan.

Bagi bosnya Louis Vuitton, keberadaan barang mewah semestinya bisa mendatangkan keuntungan materiil buat kita. Oleh karena itu, daripada sibuk mengumpulkan uang untuk membeli barang mewah, lebih baik menjual barang mewah saja.

Baca Juga: Jangkau Pasar Dunia, 3 Merek Fesyen Indonesia Ikuti Pop Up Store di Paris

“Dalam bisnis barang mewah, kamu harus menciptakan sebuah warisan dalam merek dan sejarahnya, ini bukan hal yang mudah”

Bisnis barang mewah seperti yang dilakoni Arnault itu kompleks. Bukan sekadar menjual. Mengapa demikian? Karena barang mahal itu bukan hanya mengandalkan kualitas. Harus ada nilai sejarah yang disematkan dalam produk brand-brand mewah itu.

Arnault jujur bahwa keuntungan bisnis barang mewah tentu memakan waktu dan harus disertai dengan passion. Namun, ketika sudah untung, kamu pasti bisa merasakan cuannya yang fantastis.

“Produk yang dibuat berdasarkan kemauan pelanggan, biasanya enggak inovatif dan sulit untuk dicap premium”

Baca Juga: Bravo! EIGER Penuhi Kebutuhan Fesyen Hijaber Petualang

 “Pelanggan adalah raja,” semua yang mau berbisnis pasti dicekokin quote yang satu ini. Alhasil, muncul seputar riset kepuasan konsumen dan lain sebagainya. Tujuannya agar pebisnis bisa menciptakan sebuah produk yang memang dicintai oleh pelanggannya.

Namun, hal itu enggak berlaku untuk bisnis barang mewah. Barang mewah adalah sebuah karya seni dari desainer kelas dunia, yang punya nilai eksklusif. Kalau memang nurutin kemauan pelanggan, eksklusifitas barang itu tentunya bisa hilang dong.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: