Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perang Hacker: Intelijen Barat Meretas Yandex 'Google Rusia'

Perang Hacker: Intelijen Barat Meretas Yandex 'Google Rusia' Kredit Foto: Reuters/Maxim Shemetov
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perang Dagang AS-China membuat China mulai berpaling ke Rusia. Lalu, isu tentang keterlibatan orang-orang Huawei di militer China mulai muncul ke permukaan. Juga isu tentang kelemahan sektor siber dan China dan Rusia. Sementara pihak Rusia dan China mulai menyerang dengan isu sistem finansial AS. Termasuk pengurangan penggunaan US$ oleh Rusia dan AS.

Berikut isu "cybersecurity" yang diringkas dari laman Reuters.

Peretas yang bekerja untuk agen intelijen Barat ditemukan di perusahaan pencarian internet Rusia Yandex pada akhir 2018 menyebarkan jenis malware langka dalam upaya untuk memata-matai akun pengguna. Demikian sumber-sumber Reuters mengungkapkan.

Baca Juga: Wah, Hacker China Beraksi di AS dan Eropa?

“Malware tersebut, yang disebut Regin, diketahui digunakan oleh intelijen "Five Eyes" dari Amerika Serikat, Inggris, Australia, Selandia Baru dan Kanada,” kata sumber tersebut. Akan tetapi, agen intelijen di negara-negara itu menolak untuk berkomentar.

“Serangan siber Barat terhadap Rusia diakui atau dibicarakan di depan umum. Tidak dapat ditentukan yang mana dari lima negara yang berada di belakang serangan terhadap Yandex, dan di tempat lain, tiga di antaranya memiliki pengetahuan langsung tentang peretasan,” kata sumber-sumber di Rusia. Pelanggaran tersebut terjadi antara Oktober dan November 2018.

Juru bicara Yandex Ilya Grabovsky mengakui insiden tersebut dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, tetapi menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.

Baca Juga: Balas Dendam China: Segera Akan Batasi Mineral Langka Jatah AS

“Serangan khusus ini terdeteksi pada tahap yang sangat awal oleh tim keamanan Yandex. Dan sepenuhnya dinetralkan sebelum kerusakan terjadi,“ katanya.

Perusahaan itu juga mengatakan bahwa respons tim keamanan Yandex memastikan bahwa tidak ada data pengguna yang terganggu oleh serangan itu.

Perusahaan tersebut, yang dikenal luas sebagai "Google Rusia" untuk rangkaian layanan online dari pencarian internet hingga email dan pemesanan taksi, mengatakan memiliki lebih dari 108 juta pengguna bulanan di Rusia. Perusahaan ini juga beroperasi di Belarus, Kazakhstan, dan Turki.

Baca Juga: AS Terpaksa Mencari Peralatan Jaringan 5G Non-China

Sumber-sumber Rueters menggambarkan tampaknya hacker sedang mencari informasi teknis yang dapat menjelaskan bagaimana Yandex mengotentikasi akun pengguna. Informasi tersebut dapat membantu agensi menyamar sebagai pengguna Yandex dan mengakses pesan pribadi mereka.

“Retasan unit penelitian dan pengembangan Yandex dimaksudkan untuk tujuan spionase daripada untuk mengganggu atau mencuri kekayaan intelektual. Para peretas hidup berdampingan dengan akses ke Yandex selama setidaknya beberapa minggu tanpa terdeteksi,” ungkap sumber itu.

Malware Regin diidentifikasi sebagai alat “Five Eyes” setelah diungkapkan oleh  Edward Snowden, saat bekerja untuk Badan Keamanan Nasional (NSA) AS pada tahun 2014.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: