Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

TIRA Pasarkan Metal Implan yang Dapat Menyatu dengan Tulang

TIRA Pasarkan Metal Implan yang Dapat Menyatu dengan Tulang Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Belum lama ini telah ditemukan materi ortopedi baru untuk menyambung patah tulang dengan bahan magnesium. Bahan ini diprediksi akan menggantikan materi ortopedi yang selama ini sering digunakan, yang dibuat dari alloy (perpaduan logam) titanium dan platina.

PT Tira Austenite (TIRA) melalui anak perusahaannya, PT GLS bekerja sama dengan prinsipal asal Jerman (Syntelix AG) untuk memasarkan produk metal implan untuk tulang ke pasar kedokteran dan kesehatan. Material baru terbuat dari bahan magnesium ini diklaim akan menjadi material pengganti dalam kegiatan bedah ortopedi.

Selo Winardi, Presiden Direktur TIRA, mengungkapkan, Syntelix AG saat ini menjadi satu-satunya perusahaan di dunia yang memproduksi material tersebut. Namun, penggunaannya sudah mulai diaplikasikan di beberapa negara maju, seperti beberapa negara di Eropa, Amerika, Korea. Di Asia Tenggara, Singapura dan Malaysia sudah mulai menggunakan.

Baca Juga: TIRA Kucurkan Dana Rp250 Juta untuk Akuisisi Saham BCI

Di Indonesia sendiri, menurut Selo, baru diluncurkan di rumah sakit ortopedi di Solo, April 2019 lalu. Dan sudah mendapat izin edar dari Kementerian Perdagangan dan Kementerian Kesehatan. Beberapa negara juga sudah menyatakan siap untuk menggunakan material ini untuk bedah ortopedi.

"Saat ini kami akan segera mulai tahapan komersialisasi untuk penjualan produk Syntelix di Pasar Indonesia," ujar Selo.

Menurut Selo, meterial baru untuk ortopedi ini akan menjadi alternatif baru material penyambung tulang. Dibanding material alloy, metal implan memiliki kelebihan, di antaranya kuat seperti stenlis, tapi saat masuk ke dalam tubuh akan larut dan menyatu dengan tulang.

Baca Juga: Fokus Mining dan Manufacturing, TIRA Genjot Pertumbuhan 22%

Dari segi harga, material ini memang lebih mahal dibanding dengan alloy, tapi karena sifatnya menyatu dengan tulang, maka tidak perlu ada operasi ulang untuk pengangkatan material, sehingga secara keseluruhan akan lebih efisien.

 

Inisiatif pengembangan magnesium menjadi materi ortopedi penyambung tulang sebelumnya telah dilakukan oleh mahasiswa Institue Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Menurut temuan mahasiswa tersebut, magnesium aman bagi tubuh karena tidak dapat terdegradasi seperti bahan logam. Magnesium juga ramah lingkungan karena dapat diperoleh dari air laut menggunakan metode elektrolisis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: