Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KKP dan FAO Luncurkan UPI Pindang Higienis, Perbaiki Gizi Masyarakat

KKP dan FAO Luncurkan UPI Pindang Higienis, Perbaiki Gizi Masyarakat Kredit Foto: KKP
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan Food and Agriculture Organization (FAO) resmi meluncurkan Unit Pengolahan Ikan (UPI) pindang higienis di Dusun Lekok, Desa Gondang, Lombok Utara baru baru ini. Upaya ini dilakukan sebagai wujud perbaikan rantai nilai pangan pada pengolahan dan peningkatan produktivitas serta pendapatan dengan integrasi ke akses pasar yang baru.

Perwakilan FAO Indonesia, Stephen Rugard menyebutkan, pembangunan pengolahan ikan pindang higienis ini memang bukanlah proyek besar, tapi mempunyai efek yang besar karena selain dapat meningkatkan taraf ekonomi, juga meningkatkan gizi masyarakat. "Kami berterima kasih pada KKP maupun pemerintah daerah yang mampu merealisasikan proyek ini," kata dia belum lama ini.

Pengolahan pindang ini merupakan usaha yang sudah berjalan lebih dari ratusan tahun lalu. Menurut Stephen, dalam hal ini FAO hanya memperbaiki manajemen bisnis, sanitasi, dan lainnya untuk meningkatkan nilai dan gizi ikan pindang. "Maka, saya akan perkenalkan ikan pindang ke keluarga saya bahkan ke dunia," tambahnya.

Baca Juga: Kementan: Bumikan Varietas dan Teknologi Budidaya ke Petani Daerah

Oleh karenanya, pihaknya berterima kasih pada Pemerintah Indonesia dalam hal ini KKP. Ia bahkan menyebut akan menambah program bantuan yang sama. "Jika diperbesar, ikan pindang bisa mendunia," ujarnya.

Di tempat yang sama, Direktur Pengolahan dan Bina Mutu, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Innes Rachmania mengatakan, proyek ini merupakan perbaikan dari rantai nilai pangan dan produktivitas ikan pindang dengan integrasi pasar baru yang dimulai sejak September 2016. Proyek ini merupakan kolaborasi antara KKP dan FAO, yaitu Development of Effective and Inclusive Food Value Chains in Asean Member States yang didanai Jepang.

"Proyek ini merupakan wujud peningkatan ketahanan pangan dan nilai ekonomi terutama untuk usaha kecil dengan fokus produk olahan pindang karena mampu meningkatkan peluang akses pasar baru," paparnya.

Produk yang dihasilkan dari UPI saat ini adalah pindang presto dan pindang higienis. Namun, ke depan tidak menutup kemungkinan untuk pembuatan produk seperti abon atau yang lainnya. "Dengan pengolahan ikan pindang higienis ini maka hasil produk olahannya bisa lebih bersih, bergizi, dan mempunyai nilai tambah," tuturnya.

Baca Juga: KKP Berhasil Tangkap 35 Kapal Ikan Asing Selama Setahun

Lebih lanjut Innes menjelaskan, UPI higienis ini dibangun dalam luasan wilayah 65 m2 dengan kapasitas produksi sekitar 500 kg per hari. Pembangunannya menelan biaya senilai Rp332.752.990. Selain itu, juga diberikan bantuan peralatan pengolahan seperti boiling table, cooker hood, washing table, working table, wash basin, storage rack, grease trap, chest freezer, low temperature freezer, gas stand burner, vaccum packing machine, dan timbangan digital. Peralatan yang dihibahkan ini bernilai Rp84.459.250. 

UPI ini pun dilengkapi dengan IPAL berukuran 7,5 m2 yang terdiri dari 4 empat penampungan dengan sekitar 50 orang pengolah yang telah dilatih ilmu sanitasi, pengelolaan limbah, dan kewirausahaan.  

Di tempat terpisah, Plt Direktur Jenderal PDSPKP, Nilanto Perbowo menuturkan, program FAO ini merupakan stimulan bagi UPI pindang dalam memperbaiki nilai tambah produk pindang yang terjamin mutu dan keamanan produknya.

"Pembangunan UPI Pindang Higienis dan pelatihan penguatan kapasitas UKM seperti pelatihan pengelolaan limbah, pengembangan produk, dan kewirausahaan selama program FAO berlangsung, bisa menjadi contoh dan diterapkan secara mandiri oleh pemerintah daerah pada UPI skala mikro kecil di daerahnya," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: