Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terapkan Kesepakatan OPEC, Rusia, dan Arab Saudi Sepakat Kurangi Produksi Minyak

Terapkan Kesepakatan OPEC, Rusia, dan Arab Saudi Sepakat Kurangi Produksi Minyak Kredit Foto: Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin via REUTERS
Warta Ekonomi, Moskow -

Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan Rusia telah sepakat dengan Arab Saudi untuk memperpanjang enam hingga sembilan bulan kesepakatan dengan OPEC tentang pengurangan produksi minyak. Ini disampaikan saat harga minyak berada di bawah tekanan baru dari meningkatnya pasokan Amerika Serikat (AS) dan melambatnya ekonomi global.

"Kami akan mendukung ekstensi, baik Rusia dan Arab Saudi. Sejauh menyangkut perpanjangan, kami belum memutuskan apakah akan enam atau sembilan bulan. Mungkin sembilan bulan," kata Putin, yang bertemu putra mahkota di sela-sela pertemuan puncak G20 di Jepang, dilansir dari Guardian, Minggu (30/6/2019).

Putin, berbicara setelah pembicaraan dengan putra mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, mengatakan pada konferensi pers bahwa kesepakatan yang akan berakhir pada Ahad akan diperpanjang dengan volume yang sama. Menteri Energi Saudi, Khalid al-Falih, mengatakan pada Ahad bahwa kesepakatan itu kemungkinan besar akan diperpanjang sembilan bulan, dan tidak ada pengurangan yang diperlukan.

Baca Juga: Perang Hacker: Intelijen Barat Meretas Yandex 'Google Rusia'

Organisasi Negara Pengekspor Minyak, Rusia dan produsen lain, aliansi yang dikenal sebagai OPEC+, bertemu pada 1-2 Juli untuk membahas kesepakatan, yang melibatkan pembatasan produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari. Amerika, produsen minyak terbesar di dunia di depan Rusia dan Arab Saudi, tidak berpartisipasi dalam pakta tersebut.

"Saya pikir kemungkinan besar perpanjangan sembilan bulan," ucap Falih. Ditanya tentang pemotongan yang lebih dalam, "Saya tidak berpikir pasar membutuhkan itu," kata dia.

Perpanjangan sembilan bulan akan berarti kesepakatan berakhir pada Maret 2020. Persetujuan Rusia berarti kelompok OPEC+ dapat mengadakan pertemuan dengan lancar jika produsen terbesar ketiga OPEC, Iran, juga mendukung pengaturan tersebut.

Baca Juga: Kepemilikan China, Jepang, dan Rusia atas Surat Utang AS Terus Merosot

Sanksi baru AS terhadap Iran telah mengurangi ekspornya saat Washington berupaya mengubah apa yang disebut rezim korup di Teheran. Iran mengecam sanksi itu sebagai ilegal dan menyatakan Gedung Putih dijalankan oleh orang-orang terbelakang mental.

Kepala eksekutif Dana Investasi Langsung Rusia yang membantu merancang kesepakatan OPEC-Rusia, Kirill Dmitriev mengatakan pakta yang berlaku sejak 2017 telah mengangkat pendapatan anggaran Rusia lebih dari US$110 miliar.

"Kemitraan strategis dalam OPEC+ telah mengarah pada stabilisasi pasar minyak dan memungkinkan keduanya untuk mengurangi dan meningkatkan produksi tergantung pada kondisi permintaan pasar, yang berkontribusi pada prediksi dan pertumbuhan investasi di industri," kata Dmitriev.

Baca Juga: Takut Krisis US$, Rusia Menambah 6 Ton Cadangan Emas

Menteri Energi Rusia, Alexander Novak, mengatakan dia yakin sebagian besar anggota OPEC, termasuk Iran, telah menyatakan dukungan untuk memperpanjang kesepakatan pengurangan produksi. Dia mengungkapkan kebijaksanaan untuk memperpanjang perjanjian dengan sembilan daripada enam bulan untuk menghindari peningkatan output selama permintaan musiman yang lemah.

"Mungkin masuk akal untuk mempertahankan kesepakatan itu selama periode musim dingin," katanya kepada wartawan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: