Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Baru Masuk Bursa, Saham KJEN Kena Auto Rejection

Baru Masuk Bursa, Saham KJEN Kena Auto Rejection Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Krida Jaringan Nusantara Tbk (KJEN) baru saja mencatatkan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat pertama diperdagangkan saham KJEN langsung menyentuh titik auto-rejection atas atau menguat sebesar 49,5 persen ke level Rp302 dari harga penawaran senilai Rp202 per saham.

 

Kenaikan harga saham KJEN di awal perdagangan tersebut ditopang oleh frekuensi transaksi sebanyak empat kali dengan volume transaksi sebanyak 35 lot, sehingga nilai transaksi emiten ke-18 di 2019 ini mencapai senilai Rp1,02 juta untuk sepanjang perdagangan hari ini.

 

Pada pelaksaan IPO ini, perusahaan jasa pengiriman paket dan logistik tersebut melepas 150 juta saham atau setara dengan 30 persen saham baru dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Sehingga, dengan harga penawaran Rp202 per saham, maka KJEN mampu meraup dana dari pasar modal sebesar Rp 30,3 miliar.

 

Baca Juga: IPO Uber-Lyft Loyo, Gimana Prospek Buat Grab dan Go-Jek, Bro?

 

Direktur Utama KJEN, Dewi Prasetyaningsih di Gedung BEI Jakarta, Senin (1/6), pada masa penawaran yang dilakukan pada 21-24 Juni 2019, saham KJEN mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 4,58 kali dari nilai total saham yang ditawarkan.

 

"Dengan oversubscribe 4,58 kali dari nilai total saham yang ditawarkan membuktikan bahwa publik memiliki kepercayaan yang tinggi kepada kami, mengingat semakin maraknya bisnis e-commerce di era industrialisasi 4.0,” ujar Dewi.

 

Lebih lanjut dia mengungkapkan, perolehan dana hasil IPO akan digunakan untuk melunasi pembelian tanah seluas 1.047 meter persegi dan bangunan 5.529 meter persegi di Jalan Kramat VI Jakarta. Hingga tahun 2020, KJEN menargetkan bisa memiliki 1.000 outlet yang akan dikerjasamakan dengan konsep kemitraan.

 

Baca Juga: Batalkan IPO BNI Syariah Tahun Ini, BNI Punya Prioritas Lain

 

Asosiasi Jasa Pengiriman Indonesia (Asperindo) memperkirakan, jasa ekspedisi barang akan meningka 14,7-15 persen atau memiliki nilai pasar sebesar Rp50 triliun, e-commerce memberikan kontribusi sebesar 25 persen. Selama 2016-2021, tren pengiriman logistik e-commerce berumbuh 7,9 persen per tahun.

 

“Melihat perkembangan tersebut, industri pengiriman akan memberikan dampak positif terhadap meningkatnya lapangan kerja baru dan KJEN membuka seluas-luasnya kemitraan outlet dan kurir dengan berbagai pihak,” ucap Dewi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: