Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pacu Nilai Tambah, Standardisasi Industri Terus Digenjot

Pacu Nilai Tambah, Standardisasi Industri Terus Digenjot Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memacu penghilirian dan standardisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku di dalam negeri.

Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar mengatakan, seiring langkah strategis tersebut, pihaknya melakukan penerapan standardisasi produk industri agar mampu kompetitif di pasar domestik hingga ekspor.

"Potensi sumber daya alam (SDA) di Indonesia masih sangat tinggi dan bervariasi, sehingga menjadi peluang untuk dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai produk industri yang bernilai tambah melalui pengembangan dan diversifikasi produk industri," kata Haris dalam peresmian kantor dan laboratorium Balai Pengembangan Produk dan Standardisasi Industri (BPPSI) di Pekanbaru, Riau, Senin (1/7/2019).

Haris menyatakan, pihaknya bertekad mendorong pengembangan industri pengolahan, salah satunya potensi yang ada di Riau. Upaya ini dijalankan dengan memperkuat peran kelembagaan BPPSI Pekanbaru.

Baca Juga: RI-Korsel Kolaborasi Riset Penopang Industri 4.0

"Peran BPPSI Pekanbaru sebagai unit pelaksana teknis atau perpanjangan tangan Kemenperin perlu terus ditingkatkan, salah satunya dengan peningkatan sarana dan prasarana perkantoran yang lebih representatif dan laboratorium pengujian yang memenuhi," paparnya.

Haris menjelaskan, seiring bertambah dan berkembangnya industri di Riau, peran standardisasi akan semakin vital untuk pemenuhan standar dan peningkatan daya saing industri itu sendiri.

Di samping itu, dengan potensi SDA, terutama hasil perkebunan dan pertanian yang berlimpah di Riau, potensi untuk pengembangan produk industri melalui hilirisasi dan diversifikasi produk akan semakin diperlukan.

Wakil Gubernur Riau Brigjen TNI (Purn) Edy Natar Nasution menuturkan, pihaknya berharap BPPSI Pekanbaru berkontribusi dalam pengembangan industri di Riau. Apalagi, sektor industri merupakan kontributor terbesar kedua (24,52%) setelah pertambangan dan penggalian (27,82%) dalam struktur PDRB Riau.

Baca Juga: Internet Ubah Industri Kecantikan, E-Commerce Sumbang 10% Pendapatan

"Hal tersebut cukup menggambarkan betapa pentingnya pengembangan industri ke depan dalam mendorong peningkatan perekonomian Riau," ungkap Edy.

Menurutnya, mayoritas industri di Riau merupakan sektor industri kecil dan menengah (IKM) yang memerlukan peran pemerintah pusat dalam memacu pengembangannya.

"Terdapat beberapa komoditas SDA berbasis agro yang dapat dikembangkan IKM, di samping kelapa sawit yang selama ini menjadi andalan Riau. Pengembangan produk berbasis SDA lokal lainnya yang masih potensial, antara lain kelapa, nanas, kopi, keladi, sampai dengan produk perikanan atau hasil laut," pungkas Edy.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: