Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dear Pemerintah, CEO AirAsia Bilang: Regulasi Matikan Bisnis Maskapai RI

Dear Pemerintah, CEO AirAsia Bilang: Regulasi Matikan Bisnis Maskapai RI Kredit Foto: Reuters/Lai Seng Sin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Regulasi pemerintah perihal tarif batas atas (TBA) dan tarif batas bawah (TBB) di industri penerbangan tanah air masih menuai pro-kontra. Kendati dianggap menguntungkan masyarakat, regulasi yang terlalu ketat dinilai justru mencekik maskapai-maskapai penerbangan di Indonesia.

CEO AirAsia, Tony Fernandes, mengungkapkan bahwa regulasi yang diterapkan pemerintah Indonesia belum sesuai. Ia menekankan, pemerintah tidak seharusnya terus menerus ikut campur dalam menentukan tarif tiket pesawat, biarkan pasar yang menentukan, tegasnya.

Baca Juga: 11 Tahun Jadi Maskapai LCC Terbaik di Dunia, Begini Geliat Saham AirAsia

"Kalau pemerintah terlalu ikut campur masalah industri penerbangan, bukan tidak mungkin akan mematikan bisnis maskapai di Indonesia. Itu saran saya," imbuh Tony kepada media, Jakarta, Kamis (04/07/2019) kemarin. 

Ia menambahkan, jika pasar diberi kewenangan untuk menentukan harga tiket tanpa intervensi regulasi pemerintah, persaingan antarmaskapai tanah air dinilai akan menjadi lebih sehat. 

"Untuk harga tiket, biar pelanggan yang menentukan akan menggunakan maskapai pilihannya. Itu akan membuat persaingan menjadi sehat," sambungnya.

Baca Juga: AirAsia Kembali Terpilih Sebagai LCC Terbaik Dunia 2019

Tony menyarankan, pemerintah hanya perlu untuk memfasilitasi pelaku bisnis di industri penerbangan, bukan mengatur dan kemudian membuat bisnis meredup.

"Jadi, saya pikir pemerintah memang harus memfasilitasi maskapai untuk menentukan berapa biaya penerbangannya. Dan kalau terlalu mahal atau tidak aman, tidak akan ada masyarakat yang mau terbang dengan maskapai itu," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: