Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Baidu Hancur di Iklan, Berjaya di Swakemudi

Baidu Hancur di Iklan, Berjaya di Swakemudi Kredit Foto: Reuters/Jason Lee
Warta Ekonomi, Jakarta -

Melirik mobil swakemudi jangan hanya di Eropa atau Amerika Serikat. Coba juga lirik China. Kini mobil swakemudi juga jadi bagian yang diburu di negeri tirai bambu ini. Salah satu yang sedang memburunya adalah Baidu, yang dikenal sebagai Google-nya China.

Dikutip dari laman caixingglobal.com, raksasa internet ini telah menjadi perusahaan pertama di China yang memperoleh lisensi untuk uji jalan "T4", yang merupakan kategori uji jalan otonom tertinggi di negara itu serta melibatkan situasi jalan paling rumit.

Menurut rilis resmi, perusahaan memenangkan semua lima lisensi yang dikeluarkan oleh pemerintah Beijing. Tes jalan ini memerlukan kendaraan untuk lulus ujian dalam sketsa khusus seperti di terowongan dan di sekitar sekolah. Menurut Baidu, tes untuk Apollo, nama untuk program kendaraan swakemudi perusahaan akan dimulai di pedesaan Beijing.

Baca Juga: Volvo Gunakan Platform dari Nvidia Kembangan Truk Swakemudi

Baidu mengatakan tes lebih lanjut akan dipersiapkan perusahaan untuk peluncuran taksi otonom di Changsha, ibu kota provinsi Hunan di China tengah. Awal bulan ini, Baidu memenangkan 45 lisensi uji jalan otonom untuk Changsha, meningkatkan jumlah total lisensi seperti yang telah diperoleh Baidu hingga lebih dari 100. Perusahaan berharap dapat mengoperasikan pilot "Robotaxis" di kota tahun ini.

Baidu menolak untuk memberikan tanggal serta durasi tes. Mereka juga tidak memberi informasi detail apakah kendaraan yang akan diuji adalah sama dengan yang akan dipakai di Changsha atau tidak.

Baidu telah bergerak cepat ke AI, karena persaingan antara perusahaan internet China telah meningkat dan bisnis utama perusahaan di bidang pencarian sedang menghadapi banyak skandal.

Pada bulan Mei kemarin, Baidu harus menghapus 1,1 miliar iklan dari mesin pencari yang melanggar berbagai peraturan. Pada bulan Juni, regulator menuduh Baidu mengizinkan beberapa aplikasinya menjalankan apa yang disebutnya iklan yang menyesatkan dan "vulgar". Semua ini terjadi setelah citra perusahaan di hadapan publik tercoreng pada tahun 2016 ketika seorang mahasiswa meninggal setelah mesin pencarian perusahaan membawanya ke perawatan kanker eksperimental yang mahal dan palsu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: