Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mau Usir Massal Imigran, Trump: Tunggu Tanggal Mainnya!

Mau Usir Massal Imigran, Trump: Tunggu Tanggal Mainnya! Kredit Foto: Reuters/Kevin Lamarque
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Jumat lalu mengatakan pelaksanaan deportasi massal imigran dimulai sebentar lagi. Hal itu bersamaan dengan para pendukung migran AS yang telah menjanjikan komunitas mereka akan siap ketika petugas imigrasi datang.

 

Trump, yang mengusung program imigrasi garis keras sebagai isu utama untuk masa kepresidenannya dan upaya untuk kampanye Pilpres 2020, menunda operasi keimigrasian pada bulan lalu setelah tanggal yang direncanakan bocor ke kalangan media. Namun pada Senin 1 Juli 2019, Trump mengatakan akan ada pertemuan untuk membahas operasi itu setelah libur perayaan Kemerdekaan AS pada 4 Juli.

 

"Operasi ini akan dimulai secepatnya, namun saya tidak menganggap ini sebagai suatu razia, kami hanya berupaya memindahkan orang-orang yang selama ini masuk ke Amerika secara ilegal," ujar Trump kepada para wartawan di Gedung Putih, Jumat 5 Juli 2019. 

 

Baca Juga: Trump Janji Akan Usir Jutaan Imigran Ilegal

 

Badan Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai Amerika Serikat (ICE) bulan lalu menyatakan operasi razia imigran itu menargetkan para migran tidak terdaftar yang baru saja tiba di Amerika Serikat untuk mencegah lonjakan penduduk Amerika Tengah di perbatasan barat daya. Akan tetapi, ICE tidak langsung menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Trump.

 

Operasi imigrasi oleh ICE tersebut diperkirakan melibatkan tindakan "penangkapan tambahan", di mana para migran tidak terdaftar yang bukan merupakan target langsung dari petugas imigrasi dapat ditangkap dalam operasi ini.

 

Dokumen pemerintah yang diterbitkan pekan ini oleh kelompok-kelompok pegiat hak migran menunjukkan beberapa operasi razia ICE di masa lalu telah menangkap lebih banyak lagi migran daripada yang telah ditetapkan sebagai sasaran.

 

Kelompok pegiat hak migran menilai bahwa umumnya ancaman terhadap para migran tidak terdaftar akan membahayakan masyarakat dan ekonomi AS, karena hal itu akan membuat orang dewasa kehilangan pekerjaan dan anak-anak bolos sekolah karena takut pada kemungkinan mereka akan dipindahkan dari Amerika dan dipisahkan dari keluarga.

 

"Kita harus siap, bukan hanya ketika Trump mengumumkannya, tapi karena penagkapan itu terjadi setiap hari dan jumlah yang ditangkap terus betambah," kata Elsa Lopez yang merupakan penyelenggara kelompok imigran New Mexico dan Kelompok pembela hak-hak pekerja Somos Un Pueblo Unido.

 

Baca Juga: 19 Wanita Imigran Terkaya di AS, Siapa Saja?

 

Kekhawatiran migran di perbatasan barat daya mencapai tigkat tertinggi pada Mei 2019 dibandingkan sejak 13 tahun lalu, tetapi menurun pada Juni karena Meksiko meningkatkan penegakan imigrasi.

 

Semakin banyak migran datang dari negara-negara di luar Amerika Tengah, termasuk India, Kuba, dan Afrika. Sektor Patroli Perbatasan Del Rio, Texas, pada Jumat melaporkan bahwa telah terjadi penangkapan lebih dari 1.000 warga Haiti sejak 10 Juni.

 

Anggota parlemen Demokrat mengunjungi Stasiun Patroli Perbatasan El Paso, Texas, pada Senin lalu, dan mengatakan para migran ditahan dalam kondisi yang mengenaskan, bahkan para tahanan wanita diperintahkan minum dari toilet.

 

Baca Juga: Pemuda Imigran China Gali Harta di AS

 

Guna "menghilangkan" apa yang disebutnya sebagai "salah informasi", Kepala Agen Patroli Perbatasan Roy Villareal mengeluarkan video yang menunjukkan bahwa air segar tersedia dari pendingin dan keran di sel di suatu pusat pemrosesan migran sektor Tucson, Arizona.

 

"Kami tidak memaksa orang asing untuk minum dari toilet," kata Villareal, yang mengepalai Sektor Tucson dan pada Mei lalu menangkap sekira enam kali lebih banyak migran daripada Sektor El Paso, yakni area perbatasan yang telah menanggung beban terbesar dari lonjakan migran.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: