Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nyatanya, Rupiah 'Tidak' Baik-Baik Saja

Nyatanya, Rupiah 'Tidak' Baik-Baik Saja Kredit Foto: REUTERS/Edgar Su
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pergerakan nilai tukar rupiah di awal pekan ini, Senin (08/07/2019) sedang tidak baik-baik saja. Tertekan oleh sentimen domestik dan eksternal, rupiah menjadi salah satu matau uang terlemah di Asia dan dunia. 

Kala pembukaan pasar spot pagi tadi, rupiah terkoreksi 0,21% ke level Rp14.110 per dolar AS. Seiring dengan masih berlangsungnya aksi profit taking, koreksi rupiah kian menebal menjadi 0,46% ke level Rp14.148 per dolar AS. 

Baca Juga: Hadeh! Dolar AS Bikin Rupiah Tercekik!

Sebagai informasi, aksi profit taking saat ini tengah menjadi tren bagi investor. Pasalnya, pada pekan lalu, rupiah tercatat mengalami penguatan yang terbilang tinggi, yaitu hingga 0,32% di hadapan dolar AS. Dengan begitu, investor tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk mencairkan keuntungan sedini mungkin. 

Sementara itu, dari faktor eksternal, rupiah terbebani oleh sentimen dari Jepang. Perlambatan ekonomi di negeri kaisar tersebut memengaruhi psikologis investor untuk sedikit menjauhi aset-aset berisiko dari negara berkembang, termasuk Indonesia. 

Baca Juga: Awas! Dolar AS Sapu Bersih Rupiah!

Alhasil, di kala domestik tak mampu menopang rupiah, sentimen dari Jepang tersebut menjadi momok yang mengerikan bagi rupiah. Hingga saat ini, rupiah menyandang status sebagai mata uang terlemah kedua di Asia. Rupiah hanya unggul tipis 0,08% di hdapan won.

Rupiah terkoreksi paling dalam di hadapan yen (-0,56%), dolar Hongkong (-0,44%), baht (-0,37%), dolar Singapura (-0,32%), dan dolar Taiwan (-0,15%).

Padahal, jika melihat pergerakan di Asia, mata uang seperti yen (0,07%), baht (0,06%), dan yuan (0,03%) masih dapat menyelamatkan diri dari terkaman dolar AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: