Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan-LPPNU Ekspor Bunga Krisan ke Negeri Tirai Bambu

Kementan-LPPNU Ekspor Bunga Krisan ke Negeri Tirai Bambu Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Surabaya -

Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Pengurus Wilayah Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (PW LPPNU) Jawa Timur (Jatim) sedang menjajaki pasar ekspor bunga Krisan ke Jepang. Dalam waktu dekat ini, LPPNU mengirim sampel bunga Krisan sebagai bahan yang akan diekspor ke negeri Sakura tersebut.

Ketua PW LPPNU Jatim, Ghufron Ahmad Yani, mengatakan Tim LPPNU Jatim dengan difasilitasi Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian dan Badan Karantina Kementan akan berangkat ke Jepang dengan membawa sampel Bunga Krisan dari Green House binaan.

"Permintaan sementara, per minggu mencapai 100 ribu per pekan. Semoga semuanya lancar dan deal, jika itu terjadi maka itu angka yang besar dan tidak mungkin bisa terpenuhi dengan beberapa Green House saja,” demikian ditegaskan pria yang akrab disapa Yani tersebut di Surabaya, Rabu (10/7/2019).

Baca Juga: Ekspor Pertanian Indonesia ke China Meroket

Yani ini menjelaskan sambil menunggu proses di Jepang yang juga dibantu Kedutaan Indonesia di Jepang, pihaknya sedang mendata kawasan-kawasan yang bisa dikembangkan budidaya Bunga Krisan di Jatim. Selain Batu dan Pasuruan yang selama juga sudah ada, Jember dan Banyuwangi, serta Jawa Timur sebelah barat akan dikembangkan juga.

“Tim ahli dan peneliti pengembangkan Bunga Krisan, sudah disediakan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian. Sebetulnya untuk pasar lokal, banyak petani yang merasa kewalahan memenuhi permintaan apalaguli pada musim hajatan pernikahan. Namun apabila dibuka peluang ekspor juga, maka semangat petani akan bertambah,” bebernya.

Yani menyebutkan harga bungan Krisan biasanya per ikat dengan isi 10 batang harganya Rp13.000 namun pada saat-saat banyak hajatan bisa meningkat menjadi Rp15.000 hingga Rp20.000 per ikat. Bunga Krisan yang diminta Jepang hanya 2 varietas saja, yakni yang vaforit warna kuning nama varietasnya Puspita Nusantara dan warna putih nama varietasnya Kinanti.

Baca Juga: Meningkat Tajam, Ekspor Pertanian Indonesia ke China Naik 33,63%

"Budidaya bunga krisan ini mempunyai nilai ekonomis tinggi, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Memang dibutuhkan kemapuan tertentu dan hanya bisa ditanam pada katinggian tertentu, oleh karena itu LPPNU Jatim akan memberikan pendampingan budidayanya,” urainya.

Terpisah, Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi mengatakan Kementan terus memacu peningkatan produksi komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi. Salah satunya tanaman hias yang memiliki potensi pasar ekspor yang terbuka lebar. Indonesia sangat kaya akan komoditas tanaman hias. Terdapat 173 jenis tanaman hias dengan ribuan jenis varietas yang tersebar di berbagai daerah.

“Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Kita targetkan tanaman hias yang petani produksi berkualitas ekspor agar pendapatan petani dan negara meningkat. Ini pasti bisa karena tanaman hias kita memiliki daya saing yang tinggi di pasar dunia. Keunggulan lainnya, tanaman hias kita bisa memberikan kasih sayang bagi para pecinta bunga,” kata Suwandi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: