Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dorong Digitalisasi Pertanian, Kementan Tingkatkan Pendataan Ternak secara Online

Dorong Digitalisasi Pertanian, Kementan Tingkatkan Pendataan Ternak secara Online Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) semakin masif mewujudkan pembangunan pertanian milenial berbasis teknologi 4.0. Melalui Pusat Data dan Sistem Informasi (Pusdatin), Kementan tengah membangun digitalisasi pendataan populasi ternak seperti sapi, kerbau, dan ayam secara online.

Kepala Sub Bagian Data Peternakan dan Perkebunan, Akbar Yasin menjelaskan, digitalisasi pendataan populasi ternak ini merupakan salah satu pemanfaaatan teknologi informasi dalam sektor peternakan.

Pasalnya, pengumpulan data populasi ternak selama ini dilakukan secara manual dan berjenjang oleh petugas kabupaten, provinsi, dan pemerintah pusat atau menggunakan perhitungan populasi ternak berdasarkan dinamika populasi ternak hasil survey ongkos usaha ternak yang dilakukan BPS.

Baca Juga: Jika Hanya Punya Uang Rp28 Ribu, Bill Gates Pilih Ternak Ayam

"Cara lama pengumpulan dan perhitungan populasi ternak secara manual, akan diganti dengan pendataan populasi ternak secara online. Sesuai arahan Menteri Pertanian, kita harus membangun pertanian berbasisi teknologi 4.0. Pertanian dijalankan dengan teknologi modern," jelas Akbar di Jakarta, Rabu (10/7/2019).

Dia melanjutkan, "Hasilnya pendataan dipastikan lebih akurat, update, dan dilakukan dengan cepat. Dengan data yang update dan akurat kita bisa secepatnya mengetahui dan memecahkan masalah sehingga peternakan kita segera maju."

Lebih lanjut pria jebolan magister IPB ini mengungkapkan, pendataan populasi ternak secara online untuk merespons kebutuhan data populasi ternak yang aktual, kekinian, dan akurat sesuai dengan kepemilikan ternak berdasarkan by name by address peternak. Kemudian, memudahkan pemetaaan sentra-sentra peternakan rakyat maupun swasta sehingga ketersediaan produksi daging menjadi lebih terukur.

"Dalam pendataan populasi ternak secara online, data dikumpulkan langsung dari peternak dan dilaporkan melalui sistem Isikhnas (informasi sistem kesehatan hewan nasional) oleh 9.277 petugas kesehatan hewan atau inseminas buatan di kecamatan seluruh Indonesia," ungkapnya.

Baca Juga: Japfa Resmikan Perluasan Pabrik Pakan Ternak Rp600 Miliar

Sistem Isikhnas telah digunakan sejak 2012 untuk melaporkan penyakit hewan. Sejak 2017 sampai sekarang juga digunakan untuk melaporkan upaya khususu sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab) berupa data inseminasi buatan, kebuntingan, dan kelahiran.

Manfaat ekonomi yang diperoleh peternak berupa kelahiran pedet sampai Juni 2019 sebanyak 3.696.804 ekor. Jika diasumsikan harga pedet lepas sapih per ekor Rp8 juta, maka nilai manfaatnya setara dengan Rp29,57 triliun.

"Ini menunjukan ketersedian data yang akurat akan memudahkan pemerintah menyusun program dan kegiatan pembangunan sektor peternakan yang tepat dan efektif, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak," pungkas Akbar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: