Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Agregator Reksa Dana dan Logam Mulia Berbasis Syariah Segera Meluncur

Agregator Reksa Dana dan Logam Mulia Berbasis Syariah Segera Meluncur Kredit Foto: Halalvestor
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu pendatang baru di bisnis pemasaran reksa dana syariah, Halalvestor diharapkan akan membuka akses masyarakat terhadap pemasaran reksa dana syariah yang ramah dan mudah dijangkau, khususnya bagi masyarakat dengan literasi digital yang cukup baik.

Founder Halalvestor, Putri Madarina menyatakan Halalvestor berbeda dengan marketplace reksa dana lainnya, dimana Halalvestor fokus menjadi wadah investasi syariah yang lebih inklusif dengan menghadirkan produk reksa dana syariah serta emas syariah.

"Konsep layanan ini berangkat dari kondisi masyarakat Muslim religius modern, membutuhkan treatment khusus dalam meningkatkan kepercayaan mereka, salah satunya dengan menyediakan platform yang sudah jelas menentukan posisinya sebagai pelaku produk syariah," wanita yang akrab dipanggil Puma ini, belum lama ini.

Baca Juga: Kini Investasi Reksadana di Bibit.id Bisa Pakai Go-Pay

Selain kontribusi dari regulator pasar modal dan pelaku industri, ekosistem pasar modal syariah akan semakin kuat apabila masing-masing pihak senantiasa giat melakukan literasi dan edukasi produk terhadap masyarakat.

"Akses masyarakat terhadap agen penjual reksa dana juga harus terus ditingkatkan. Saat ini terdapat 256 produk reksa dana syariah di pasaran yang diracik oleh perusahaan Manajer Investasi. Dengan supply produk sebanyak itu, manajer investasi sebagai pembuat produk dapat memanfaatkan peluang pemasaran melalui mitra-mitra yang lebih ramah akses dan mengutamakan kemudahan bagi pelanggan," tambahnya.

Selama ini, Manajer Investasi umumnya menggandeng Bank dalam memasarkan produknya. Strategi pemasaran Bank pun terbilang cukup konvensional melalui pendekatan langsung kepada basis nasabah yang ada. Metode ini dipandang Puma masih sangat mengandalkan keahlian tenaga pemasar yang mumpuni untuk dapat menjelaskan produk dengan mudah dipahami dan menyajikan keunggulan produk.

Baca Juga: AAJI Sebut Reksadana Masih Jadi Portofolio Andalan Investasi Asuransi

“Bagi demografi pasar yang usianya lebih dewasa dan memiliki kemampuan finansial menengah ke atas, cara ini masih relevan karena mereka cenderung pasif dalam mencari tahu tentang produk, sehingga membutuhkan bantuan pihak yang mampu menyajikan pemahaman secara personal. Namun untuk demografi pasar dewasa muda, seperti generasi millennial dan generasi Z, perlu ada strategi yang lebih menarik yang sesuai dengan perilaku mereka yang lebih proaktif dalam mencari informasi namun di saat yang sama mementingkan kemudahan dalam memutuskan membeli suatu produk,” tambah Puma.

Puma menambahkan, sebetulnya langkah pemerintah sudah cukup agresif dalam membangun infrastruktur industri pasar modal syariah dari segi kebijakan. Terbukti dimana Indonesia sudah punya Roadmap Pasar Modal Syariah hingga tahun 2019.

Baca Juga: BNP Paribas Gandeng Citi Pasarkan Reksadana Filantropi

"Sejak tahun 2015, OJK telah menerapkan relaksasi aturan bagi penerbitan efek syariah, sehingga semakin banyak emiten yang menerbitkan efek syariah. Dengan bertambahnya efek syariah, tentu membantu perusahaan manajer investasi untuk menciptakan berbagai jenis produk sehingga persaingan produk pun semakin kompetitif, kemudian terjadilah peningkatan dari sisi supply produk," kata Puma.

Dampak kebijakan tersebut kini menghasilkan 408 efek syariah yang resmi terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh OJK dan diawasi oleh DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia). Keberadaan DSN-MUI sangat penting sebagai regulator pendamping yang menjadi rujukan pelaksanaan prinsip syariah di pasar modal. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: