Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengenang Pesan Almarhum Pak Sutopo: Saya Korban Perokok Aktif

Mengenang Pesan Almarhum Pak Sutopo: Saya Korban Perokok Aktif Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Almarhum Sutopo Purwo Nugroho pernah mengungkapkan kalau ia pertama kali divonis kanker paru-paru stadium 4 langsung menangis.

Baca Juga: Semangat Pak Sutopo Harus Tetap Ada

Ia juga mengaku tidak merokok, tapi ia merupakan perokok pasif yang jadi korban lingkungan kerjanya yang mayoritas perokok. Dalam video di medsos, Sutopo membeberkan tentang bahaya rokok untuk semua kalangan.

"Lingkungan kerja saya ini perokok. Tapi, saya dan keluarga tak ada yang merokok. Saya ingatkan, tak akan menjadi gagah kalau anda itu perokok. Saya korban rokok pasif," kata Alm Sutopo.

Merokok berdampak buruk bagi kesehatan sendiri dan juga orang lain. Saat seseorang menghisap rokok, sebagian besar asapnya tidak masuk ke paru-paru perokok, melainkan dilepaskan ke udara sehingga dihirup oleh mereka yang tidak merokok.

Makin sering seseorang terpapar asap rokok, makin tinggi pula risiko gangguan kesehatan yang dialami perokok pasif.

"Terus menghirup asap rokok secara pasif dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terserang kanker paru-paru sebanyak 25 persen," kata dokter Kevin Adrian dari Alodokter dalam keterangan tertulis, Jumat.

Selain itu, perokok pasif juga meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, yang dapat menyebabkan serangan jantung, nyeri dada, dan gagal jantung.

Asap rokok yang dihirup juga dapat mengakibatkan pengerasan arteri, atau yang disebut dengan aterosklerosis. Hal ini dapat disebabkan oleh lemak, kolesterol, dan zat lainnya (seperti bahan kimia pada rokok) yang terbentuk di dinding arteri.

Pengerasan pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan arteri dan menghalangi aliran darah.

Kevin menambahkan asap rokok tidak hilang begitu saja setelah dihembuskan karena bisa bertahan di udara 2,5 jam.

Asap rokok akan tetap ada meski tidak terdeteksi oleh indera penciuman maupun penglihatan. Hal ini juga berlaku di tempat tertutup yang tidak luas, seperti di dalam mobil. Bahkan asap rokok mungkin masih ada dalam jumlah besar meskipun orang tersebut telah berhenti merokok.

Pada ibu hamil, terpapar asap rokok membuatnya berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi seperti keguguran, bayi lahir mati, dan bayi dengan berat badan di bawah rata-rata.

Pada anak-anak, terpapar asap rokok membuat mereka berisiko terkena asma, pilek, infeksi telinga dan infeksi sistem pernapasan, alergi dan meningitis.

"Bukan hanya kesehatan anak perokok pasif yang terganggu, kemampuan akademik anak juga lebih rendah dibandingkan anak yang tidak terpajan asap rokok."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: