Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

ACT-Global Wakaf Kelola Ribuan Hewan Kurban dari Bibit

ACT-Global Wakaf Kelola Ribuan Hewan Kurban dari Bibit Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dermawan Berqurban, Berkahnya Bahagiakan Dunia menjadi tema yang digaungkan Global Qurban-ACT pada 1440 Hijriah ini. Dalam menyediakan kebutuhan kurban ini, ACT melalui Global Qurban mengelola hewan kurban dengan kualitas terbaik yang dijaga sedari bibit. 

Dalam proses pembibitan tersebut banyak hal yang perlu diperhatikan agar dapat menghasilkan hewan yang baik. Seperti halnya manusia, menurut Wariyadi, kambing pun ketika beranak bisa mengalami sungsang.

Hal ini baginya menjadi salah satu bagian yang sulit dari merawat kambing-kambing pada fase pembibitan (breeding) di Lumbung Ternak Wakaf (LTW) di Desa Gadu, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora.

"Kita harus tahu ketika kambing itu sungsang. Kadang-kadang keluar kakinya dulu daripada kepala. Kalau sudah begitu, kakinya saya masukkan lagi, kemudian akan saya bantu putar lagi dengan tangan agar kepala anaknya bisa keluar dulu. Kalau dibiarkan (sungsang) susah itu, berhari-hari dia tidak bisa keluar," kata Wariyadi menceritakan pengalamannya.

Baca Juga: Sapi Kurban Jokowi Berasal dari Sumatera Barat Lho!

Namun, Wariyadi tidak menganggap kesulitan itu adalah halangan. Terbukti sejak 2014 hingga kini, kambing-kambing di kandang pembibitan yang ia kelola masih berjalan. Wariyadi memerhatikan setiap perawatan agar kambing-kambing yang dirawat bersama delapan karyawan LTW lainnya memiliki kualitas yang baik.

"Kalau saya bagian mencuci kambing. Kadang tidak sampai seminggu sudah kotor saya mandikan lagi kambingnya. Memandikannya itu bahkan sebanyak ini, dari ujung barat ke ujung timur lagi," kata Wariyadi.

Salah satu kandang penggemukan yang mendapatkan kambing-kambing bibit dari kandang Wariyadi adalah kandang penggemukan LTW yang dikelola Rasimin. Jaraknya sekitar 500 meter dari kandang pembibitan LTW yang dikelola Wariyadi. Tidak tanggung-tanggung, kandang berukuran cukup luas tersebut hingga kini memelihara sebanyak sekitar 1.040 ekor kambing. 

"Setelah Iduladha, biasanya kandang ini akan menerima 90 ekor kambing per minggu dari kandang pembibitan dan itu bertahap. Kadang-kadang bisa seminggu dua kali. Kalau kandang ini katakan punya tempat untuk 1.040 kambing, tinggal dihitung berapa bulan penuhnya," kata Rasimin.

Baca Juga: Berkurban Jadi Mudah Lewat Go-Tix

Perawatan di kandang penggemukan tidak jauh berbeda dengan kandang pembibitan. Aktivitas keseharian yang dilalui Wariyadi dan Rasimin dapat dikatakan sama, mulai dari pemberian pakan dan memandikan ternak. Hanya saja, untuk pakan pembibitan dan pakan penggemukan terdapat sedikit perbedaan karena kebutuhan yang berbeda.

"Kalau di sini (kandang penggemukan) kambing diberikan rumput odot, bukan rumput hijau biasa. Rumputnya akan kita potong dan campur dengan katul, kangkung kering, kulit kedelai, kulit kacang dan kita campur minuman fermentasi agar baunya segar. Kita masukkan dalam drum sekitar 3 sampai 4 hari, lalu baru dapat diberikan kepada ternak," jelas Rasimin.

Dari perawatan tersebut, berat badan ternak pun bertambah tiap bulannya. Kambing-kambing yang awalnya memiliki berat 12 sampai 15 kilogram dari kandang pembibitan, akan bertambah beratnya mencapai rata-rata 35 kilogram pada 7 sampai 8 bulan kemudian, atau tepat Iduladha tahun depannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: