Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Usaha Binaan BI Ini Raup Omzet Rp200 Juta Per Bulan

Usaha Binaan BI Ini Raup Omzet Rp200 Juta Per Bulan Kredit Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hamparan luas lahan perkebunan terbentang di Dusun Balangan, Wukirsari, Cangkringan, Sleman. Uniknya, ada satu perkebunan organik yang menanam berbagai macam sayuran, yaitu Taman Organik Merapi (TOM).

TOM adalah perkebunan binaan Bank Indonesia (BI) DIY Yogyakarta yang memberdayakan masyarakat sekitar untuk menanam sayur-sayuran organik. Sayuran organik tersebut adalah sayuran yang ditanam tanpa menggunakan pupuk kimia. Ide tersebut muncul dari sang pemilik yaitu Untung Wijanarko dan Sugiharto. Keduanya mengaku merasa prihatin dengan banyaknya masyarakat yang mengonsumsi sayur non-organik.

Tercatat ada sekitar 34 jenis sayur-mayur yang ditanam di lokasi tersebut. Mulai dari tomat, kangkung, brokoli, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Kedai Sayur Terima Pendanaan Awal Rp17,3 Miliar dari East Venture

Pemilik TOM, Untung Wijanarko, menjelaskan usahanya di agrobisnis fokus pada sayuran organik. TOM memberdayakan masyarakat sekitar dengan cara menjembatani masyarakat sekitar menjual produk-produk pertanian organik ke modern market.

"Petani memproduksi sayuran organik, lalu kita sebagai pemasarnya dan juga membina mereka. Supermarket itu seperti Super Indo, Carrefour, Hero Supermarket," ujar Untung Wijanarko di Yogyakarta, Selasa (16/7/2019).

TOM sendiri mulai berdiri sejak 1 September 2008 lalu. Awalnya, sang pemilik hanya menanam selada secara organik dan disuplai ke berbagai rumah makan. Lambat laun usaha tersebut ternyata berkembang hingga lahan yang dulunya satu hektare meluas menjadi dua hektare. Pun dengan jenis sayuran yang semakin beragam untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Kini tak sekedar rumah makan, sayur-sayur yang dihasilkan pun disuplai ke total 18 supermarket yang ada di sekitar Jawa Tengah.

"Mereka (masyarakat) juga antusias (mengonsumsi sayur organik). Omzet jadi semakin meningkat. Untungnya juga lumayan, kita dapat mengangkat petani karena membeli sayuran dari petani juga," timpalnya.

Baca Juga: 32 Jenis Sayuran Organik Semarang Diekspor ke Singapura

Ia mengatakan omzet yang dihasilkan dari bisnis ini pun cukup besar hingga mencapai Rp200 juta per bulan. "Saat sedang sepi Rp150 juta per bulan tetap masuk kantong. Sementara saat sedang ramai omzet bahkan mencapai Rp200 juta per bulan," ujarnya.

Selain menjadi usaha yang menghasilkan, usaha pertanian tersebut juga dapat meningkatkan penghasilan para mitra petani. Selain itu, ada 17 pegawai tetap yang bekerja di perkebunan ini. Selain fokus dalam sayuran organik, TOM juga mengembangkan sektor agrowisata.

"Kami menerima tamu dari luar negeri seperti Singapura," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Kumairoh
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: