Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indeks Kunjungan Wisman Rendah, BI Beberkan Kendala Pengembangan Pariwisata Jakarta

Indeks Kunjungan Wisman Rendah, BI Beberkan Kendala Pengembangan Pariwisata Jakarta Kredit Foto: Kumairoh
Warta Ekonomi, Yogyakarta -

Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta menjadi tujuan wisatawan mancanegara untuk urusan bisnis atau meeting, incentive, convention and exhibition (MICE). Hal tersebut menjadi potensi untuk terus dikembangkan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo mengatakan, arah kebijakan pariwisata Jakarta adalah untuk mengembangkan kebudayaan dan pariwisata berkeadilan, memiliki nilai kebangsaan dan kebhinekaan, memperkaya pengalaman, serta mendukung keberlanjutan dan kestabilan perekonomian kota Jakarta sebagai simpul kemajuan Indonesia. Untuk mencapai tujuan itu, Hamid mempunyai strategi untuk melibatkan peran serta masyarakat.

Menurutnya, pemerintah terus berupaya untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat di kawasan pariwisata, hanya saja hasilnya belum terlalu signifikan. Karena itu, ia pun menyarankan agar masyarakat ikut sadar untuk mengembangkan kapasitas individu.

Baca Juga: Menpar Akui Belum Puas terhadap Capaian Kunjungan Wisman

"Masyarakat juga perlu sadar diri ya. Khususnya mereka yang memang meraih pendapatan dari sektor pariwisata," ujar Hamid dalam media gathering di Bilik Kayu, Yogyakarta, Senin (15/72019).

Riset yang dilakukan BI pada tahun lalu menunjukkan bahwa kemungkinan wisatawan mancanegara (wisman) untuk kembali berkunjung ke Jakarta seharusnya ditingkatkan lagi.

"(Indeks) peluang wisman berkunjung kembali ke Indonesia hanya 0,63. Standarnya kalau bagus itu 1," lanjutnya.

Hamid mengatakan, hasil tersebut khusus untuk kondisi Jakarta saat ini. Jika kondisi destinasi wisata di Jakarta terus diperbaiki, maka akan ada kenaikan indeks wisman untuk berkunjung kembali.

"Kalau (Jakarta) terus diperbaiki, indeks tersebut bisa meningkat menjadi 0,93," tutup Hamid.

Ada beberapa catatan yang perlu terus diperbaiki untuk mengembangkan destinasi wisata di Jakarta. Pertama, terkait aksesibilitas menuju lokasi wisata yang dinilai masih sulit bagi pengunjung wisman. Kedua, terbatasnya kegiatan di kawasan wisata.

Baca Juga: Kunjungan Naik 11,68%, China Dominasi Wisman ke Jakarta

"Spot foto, ada aktivitas beragam. Begitu sampai ke sana (destinasi wisata) sudah lama, mati gaya. Kalau di Kepulauan Seribu mau ngapain? Di Bali sama di Gili kalau malam kan masih ada kegiatan, jadi para pengunjung masih bisa meluangkan waktu untuk jalan-jalan," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Kumairoh
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: