Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

ACT Salurkan Bantuan ke Ratusan Kepala Keluarga Korban Gempa Maluku Utara

ACT Salurkan Bantuan ke Ratusan Kepala Keluarga Korban Gempa Maluku Utara Kredit Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gempa bumi berkekuatan 7,2 SR melanda Halmahera Selatan, Maluku Utara hingga menyebabkan kerusakan dan korban jiwa. Melalui surat keputusan yang diterbitkan, Bupati Halmahera Selatan menetapkan status tanggap darurat penanggulangan bencana selama tujuh hari sejak Senin (15/7/2019) hingga Minggu (21/7/2019). 

Merespons situasi darurat tersebut, Aksi Cepat Tanggap (ACT) telah mendistribusikan kepada 300 KK di Desa Mafa, Kecamatan Gane Timur, Kabupaten Halmahera Selatan berupa air mineral, kebutuhan pokok sehari-hari, alat mandi, peralatan tidur, kebutuhan sanitasi, dan lain-lain.

Menurut pantauan tim ACT dan Masyarakat Relawan Indonesia Maluku Utara (MRI Malut), "Hanya beberapa warga yang terlihat beraktivitas di kampung ini karena sebagian besar sudah mengungsi di daerah gunung," demikian laporan Surachman Manan dari tim MRI Malut.

Anggota Dinas Kesehatan Halmahera Selatan, Rachmat Junaidy menambahkan, air bersih menjadi kebutuhan mendesak korban gempa. "Setelah gempa, sumber air bersih warga tidak lagi ada. Air menjadi keruh," terang Rachmat.

Baca Juga: Ada Gempa di Maluku Utara, Pertamina Langsung Kirim Bantuan

Tidak hanya kelangkaian air bersih, makanan siap santap, selimut, perlengkapan bayi, dan kebutuhan sanitasi menjadi kebutuhan mendesak korban saat ini. Akses ke sejumlah lokasi terdampak pun cukup sulit. Tidak jarang, untuk menjangkau desa tertentu, para relawan dan petugas kesehatan harus menggunakan kapal cepat. 

"Butuh bahan bakar yang cukup untuk menuju desa-desa itu. Sedangkan bahan bakar lebih banyak tersedia di kota," lanjut Rachmat.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati dan menjauhi bangunan retak karena dikhawatirkan ambruk bila terjadi gempa susulan. 

"Masyarakat sebaiknya bila rumahnya sudah retak, sudah rusak, jangan dihuni lagi. Lebih baik berkumpul dengan saudara-saudara lain yang ada di pengungsian yang disediakan oleh pemerintah daerah," ungkap Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: