Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BKSP Jatim Dorong Perusahaan Optimalkan Tenaga Magang

BKSP Jatim Dorong Perusahaan Optimalkan Tenaga Magang Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Surabaya -

Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi (BKSP) dan Kamar Dagang Industri (Kadin) Jawa Timur bekerja sama dengan bagian pendidikan vokasi luar negeri IHK (Kadin Jerman) mendorong perusahaan di wilayah Jatim untuk mengoptimalkan keberadaan tenaga siswa magang.

Ketua BKSP Jatim, Adik Dwi Putranto mengatakan, dengan adanya peserta magang di sebuah perusahaan, maka proses produksinya bisa terbantu.

"Selain itu, para peserta magang juga nantinya dididik sesuai dengan kebutuhan perusahaan itu, nantinya kami akan memberikan pelatihan," terang Dwi Putranto usai Sharing dan Workshop bertajuk bagaimana pemagangan dapat memberikan benefit bagi perusahaan di Kantor Kadin Jatim di Surabaya, Selasa (16/7/2019) sore.

Ia mengemukakan, Pendidikan Sistem Ganda (PSG) merupakan upaya meningkatkan kualitas pendidikan kejuruan agar relevan dengan dunia kerja.

Baca Juga: Kabar Baik Buat Mahasiswa, BUMN Tawarkan 9.000 Slot Magang Bersertifikat

"Peningkatan kualitas lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan hal yang dibutuhkan saat ini," ujarnya.

Terlebih, kata dia, pendidikan mempunyai fungsi meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar mampu berperan lebih kreatif dan normatif dalam pembangunan.

"Dalam pelaksanaan program PSG, pendidikan sebagian diselenggarakan di sekolah dan sebagian dilaksanakan di industri," beber Dwi Putranto.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga kerja, lanjut dia, diperlukan sinergitas antara dunia pendidikan dan dunia usaha-dunia industri (DUDI) untuk dapat menghasilkan SDM yang diharapkan.

"Salah satu program yang dikembangkan saat ini adalah pemagangan yang dapat berupa praktik kerja lapangan (PKL)," katanya.

Ia menjelaskan, permasalahannya apakah kegiatan tersebut telah memberikan keuntungan bagi perusahaan selain sebagai kewajiban atau malah jadi beban.

"Untuk itu perlu ada pola dan sistem yang tepat agar kegiatan tersebut dapat memberi manfaat kepada semua pihak," ungkap Dwi Putranto.

Pada kesempatan yang sama, Andreas Gosche dari IHK (Kadin) Trier Jerman, mengatakan, di negara asalnya, para siswa belajar selama lima hari, tiga hari praktik di lapangan dan sisanya belajar di sekolah.

Baca Juga: Terbukti! Ternyata Karyawan Magang Adalah Aset Penting Bagi Startup

"Artinya kalau siswa tersebut selesai sekolah, maka sudah siap masuk ke dalam dunia kerja sesuai yang dibutuhkan. Di Jerman saat ini yang banyak adalah industri manufaktur, tetapi apa pun perusahaannya, tetap pola pemagangan itu perlu diterapkan," katanya.

Menurut dia , banyak keuntungan yang didapatkan, di antaranya perusahaan tidak perlu lagi melakukan tes terhadap calon pegawai karena sudah mengetahui bagaimana kerja yang dilakukan siswa magang tersebut.

"Termasuk kebutuhan dari perusahaan seperti apa, sudah ditetapkan sejak siswa tersebut magang di sebuah perusahaan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: