Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Setelah Diskon Hakim, Korban Kanker Monsanto Dapat Ganti Rugi US$25 Juta

Setelah Diskon Hakim, Korban Kanker Monsanto Dapat Ganti Rugi US$25 Juta Kredit Foto: Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seorang hakim Federal AS telah mengurangi ganti rugi yang diperintahkan Juri Monsanto untuk membayar korban kanker California menjadi sebesar US$25 juta, dari sebelumnya US$80 juta, sebagaimana dikutip Warta Ekonomi dari rt.com, CNN, dw.com, dan beberapa sumber lainnya.

Hakim Vince Chhabria mengatakan, dia diharuskan mengurangi ganti rugi hukuman karena jumlahnya telah melampaui batas konstitusi yang ditetapkan oleh Mahkamah Agung AS.

Menurutnya, ganti rugi yang lebih tinggi "tidak diizinkan secara konstitusional" karena hal itu membutuhkan hampir 15 kali lipat dari ganti rugi sesungguhnya.

Namun, dia menambahkan bahwa Monsanto "pantas dihukum". Dia juga menulis dalam putusannya bahwa "bukti yang disajikan di persidangan tentang perilaku Monsanto memperlihatkan kurangnya kekhawatiran tentang risiko bahwa produknya mungkin bersifat karsinogenik."

"Meskipun bertahun-tahun klaim dari komunitas ilmiah bahwa Roundup (herbisida yang digunakan untuk membasmi hama di kebun) menyebabkan NHL (limfoma non-hodgkin), Monsanto menyajikan sedikit bukti yang menunjukkan bahwa pihaknya tertarik untuk memahami dasar dari klaim tersebut," ujar Chhabria.

Baca Juga: Dukung Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia 2045, Bayer Hadirkan Solusi Pertanian Inovatif 

"Sementara Monsanto berulang kali menegaskan bahwa produk itu aman. Bukti di persidangan melukiskan gambaran perusahaan yang berfokus pada menyerang atau merusak orang-orang yang menyampaikan kekhawatirannya, dengan mengesampingkan diri untuk menjadi wasit yang objektif terkait keselamatan Roundup," tambahnya.

Dia juga mencatat tidak ada bukti bahwa Monsanto benar-benar menyembunyikan bukti dari Badan Perlindungan Lingkungan (EPA).

Pada Maret, juri menemukan bahwa glifosat kemungkinan merupakan penyebab diagnosis Edwin Hardeman yang berusia 70 tahun untuk limfoma non-hodgkin yang dideritanya. Hardeman didiagnosis pada 2014, setelah menyemprotkan Roundup di propertinya selama beberapa dekade. 

Juri memberinya US$200.000 untuk kerugian ekonomi, US$3 juta untuk kesakitan dan penderitaan di masa lalu, US$2 juta untuk tekanan emosional di tahun-tahun mendatang, dan US$75 juta dalam kerusakan hukuman.

Baca Juga: Obesitas atau Rokok, Mana yang Lebih Berbahaya Picu Kanker?

Hardeman dapat mengajukan banding atas keputusan hakim yang mengurangi putusan ganti rugi, yang oleh salah seorang pengacaranya disebut sebagai "kesalahan yang dapat dibalikkan".

Hardeman adalah salah satu dari 13.400 penggugat yang menggugat Monsanto dan pemiliknya, Bayer atas Roundup, dengan mengatakan bahwa bahan aktif herbisida dan glifosat tidak aman.

Bayer, yang membeli Monsanto tahun lalu senilai US$63 miliar, menyebut keputusan Chhabria sebagai "langkah ke arah yang benar", ia juga menambahkan bahwa pihaknya masih berencana untuk mengajukan banding.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: