Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peduli Difabel, Mowilex Cat Gedung Panti Penyandang Disabilitas

Peduli Difabel, Mowilex Cat Gedung Panti Penyandang Disabilitas Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mowilex Indonesia, produsen cat premium berbahan dasar air, melakukan pengecatan bangunan panti penyandang disabilitas, Yayasan Dwituna, Rawinala, di Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (20/7/2019). Pengecatan melibatkan sedikitnya 120 karyawan Mowilex, dan dihadiri oleh Presiden Direktur Mowilex, Niko Safavi.

Dalam kesempatan tersebut, Niko mengungkapkan, kegiatan tersebut merupakan salah satu aktivitas corporate social responsibility (CSR) perusahaan. Bahkan, sebelum program CSR ada dan diwajibkan kepada perusahaan, produsen cat yang telah ada di Indonesia sejak 1970 ini telah melakukan kegiatan-kegiatan sosial seperti itu.

Tujuan utama dari kegiatan itu, menurut Niko, adalah agar pelanggan tahu bahwa Mowilex merupakan produk berkualitas. Maka dari itu, perusahaan perlu memberikan sesuatu kegiatan yang berkualitas pula. Kegiatan itu didukung pula oleh para karyawan yang memiliki empati dan kepedulian kepada masyarakat.

"Mowilex sudah 50 tahun di Indonesia, sudah terlibat dalam banyak aksi sosial, jadi sudah menjadi DNA perusahaan, bisa dibilang tim manajemen mewarisi keinginan untuk melakukan aksi sosial itu," ujar Niko.

Baca Juga: Mowilex Bekali Pasukan Orange Pelatihan Berkreasi Percantik Ibu Kota

Untuk keberlangsungan sebuah bisnis, lanjut Niko, ada tiga elemen yaitu, pelanggan, karyawan, dan stakeholder. Semua perusahaan terutama yang besar sulit untuk menyeimbangkan tiga elemen itu. Untuk melakukannya, bisa dalam bentuk kegiatan seperti itu. Hal itu membuat seluruh karyawan senang dan dapat menjalin hubungan erat dengan masyarakat.

Dipilinya Yayasan Dwituna, yang merupakan tempat para penyandang disabilitas, guna mengadvokasikan kesetaraan akan akses bagi kaum difabel. Seperti tema yang diangkat, mewarnai harapan dan impian melalui kepedulian bersama.

"Saat dilahirkan kita tidak bisa memilih untuk lahir di mana dan dengan kondisi seperti apa, karena itu kita harus saling peduli," ujar Niko.

Niko mengungkapkan, sejauh ini panti difabel masih sangat terbatas secara fasilitas dan persebarannya di Indonesia. Padahal terdapat 3.838.985 kaum difabel yang membutuhkan tempat yang ramah dan layak. Karena itu, Mowilex tergerak untuk mengampanyekan kesetaraan dan keberagaman khususnya terkait edukasi, komunikasi, dan informasi untuk mengubah stereotipe di masyarakat yang ada tentang kaum difabel.

Setelah Yayasan Dwituna, selanjutnya akan dilakukan kegiatan yang sama di berbagai kota seperti Malang, Bali, dan Yogyakarta. Selain pengecatan, juga diikuti dengan pemberian donasi yang dikumpulkan dari seluruh karyawan. Seperti dalam kegiatan di Yayasan Dwituna, sedikitnya terkumpul Rp28 juta untuk donasi. Dan pengecatan bangunan panti sendiri setidaknya menghabiskan 500 liter cat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: