Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jakarta Diramal Akan Tenggelam

Jakarta Diramal Akan Tenggelam Kredit Foto: Lamudi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bagaimana rasanya jika diberi tahu rumah, lingkungan, bahkan kota yang sedang Anda tinggali dalam beberapa dekade ke depan bakal berada di bawah air?

Inilah yang dihadapi penduduk DKI Jakarta, ibu kota Republik Indonesia, yang diprediksi tenggelam lebih cepat dari kota lain di dunia, karena berada di bawah beban pertumbuhan yang cepat.

Para ahli menyebut Jakarta tenggelam hingga 25 sentimeter per tahun, kemudian juga ditelan naiknya air laut. Diprediksi 95 persen wilayah utara akan berada di bawah air pada 2050.

Jakarta, rumah bagi 34 juta orang, dinilai kelebihan penduduk dan sebagian secara harfiah memberi jalan di bawah beban pembangunan yang berlebihan.

Tetapi penyebab utama dari prediksi tenggelamnya Jakarta adalah 60 persen penduduk dan bisnis mengambil air langsung dari tanah karena infrastruktur pemerintah tidak mengikuti pertumbuhan atau tidak mampu memanfaatkannya.

"Ini bencana," kata Profesor Heri Andreas, pakar penurunan tanah dari Institut Teknologi Bandung, sebagaimana dikutip dari 9News, Minggu (21/7/2019).

Baca Juga: 4 Lokasi Hunian Mewah di Jakarta Ini Paling Banyak Dicari, Harganya Bikin Melongo

"Jika kita mengambil air tanah, tanah menjadi padat, jadi yang di atas menjadi lebih rendah dan lebih rendah."

"Beberapa bagian di Jakarta sudah tenggelam sekitar 4 meter sekarang dan di masa depan mungkin kita dapat memiliki 2 atau 3 meter lagi."

Di Desa Kapuk Teko, anak-anak bersenang-senang di atas rakit rias daripada taman bermain, kuburan telah menghilang, dan rumah-rumah ditopang panggung untuk bersaing dengan 2 meter air.

Salah satu penduduk, Bang Jiih, mengatakan selama banjir –yang lebih sering dan parah dari sebelumnya– keluarganya dipaksa ke lantai dua, tetapi banyak warga setempat tidak memilikinya.

Pria berusia 55 tahun ini hidup dalam ketakutan bahwa salah seorang cucunya akan tenggelam dengan air yang mengelilingi rumah-rumah yang sudah merenggut nyawa dua anak.

Dinding laut raksasa telah dibangun di beberapa bagian pantai, tetapi tenggelam.

Pemerintah Indonesia telah menjanjikan uang besar untuk infrastruktur air, namun para peneliti mengatakan waktu hampir habis.

"Kami membutuhkan setidaknya 10 tahun untuk mengubah air tanah menjadi air permukaan dan akhirnya menghentikan surutnya," kata Profesor Andreas.

Baca Juga: DKI Jakarta, Kota Terbaik untuk Wanita Pengusaha?

Pemerintah juga memiliki rencana yang berani untuk menciptakan ibu kota baru di pulau lain dalam upaya untuk meringankan banyak tantangan Indonesia dari pertumbuhan yang cepat.

Itu adalah ide yang telah diperdebatkan selama beberapa decade, tetapi menteri saat ini yakin menindaklanjutinya.

Nenek Rohaeni bin Caska, salah satu warga Jakarta, mengatakan tidak terlalu memercayai prediksi para ahli terkait penurunan tanah. Sebaliknya, ia lebih percaya kepada Tuhan.

Pindah dari salah satu daerah pesisir terburuk bukan pilihan bagi Nenek Rohaeni. Alasannya, seperti banyak yang lain, dia tidak punya uang.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: