Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Caketum Golkar, Airlangga Low Profile, Bamsoet....

Soal Caketum Golkar, Airlangga Low Profile, Bamsoet.... Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lili Romli menilai kandidat Calon Ketua Umum Umum Golkar menguat pada sosok Ketum saat ini, Airlangga Hartarto dan Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet.

Menurutnya, kedua tokoh tersebut memiliki basis dukungan masing-masing. Namun, kepemimpinan Bamsoet dinilai lebih baik dibandingkan petahana jika ditinjau dari prestasi di Golkar dan DPR.

"Bambang sudah membuktikan ketika kepemimpinan di DPR ini mampu ternyata. Dia karirnya dari bawah, dari media massa, pengusaha, aktivis, terus masuk politik, kemudian puncak sekarang ketua DPR dan banyak terobosan. Penilaian DPR positif, tadinya terpuruk. Peluang dia menjadi saingan berat Airlangga," katanya kepada wartawan,, Minggu (21/7/2019).

Baca Juga: Soal Kursi MPR, Golkar: Biar Kami Saja, Gerindra Belum...

Baca Juga: Pengamat: Airlangga vs Bamsoet 50:50

Lanjutnya, Airlangga dinilai tak begitu cemerlang di Golkar dengan menurunnya suara partai dan berkurangnya kursi di DPR. Bahkan, ia mengatakan Airlangga tidak menunjukkan kinerjanya sebagai menteri perindustrian. 

Sambungnya, penurunan suara Golkar dan berkurangnya kursi di parlemen, berbanding terbalik dengan NasDem yang notabene pecahan partai berlambang beringin itu. Ia menyebut NasDem secara suara dan perolehan kursi di parlemen naik signifikan dibanding Pemilu 2014. 

"Memang terlalu low profile Pak Airlangga ini, memimpin partai enggak bisa. Sebagai partai besar kan harus menunjukkan juga hasil kepemimpinan yang menunjukkan partai besar. Dia kan low profile saya lihat. Itu bisa jadi kemudian faktor-faktor titik lemah dia," jelasnya.

Ia pun melihat Airlangga tidak banyak tampil dan melahirkan terobosan selama memimpin Golkar. Bahkan, terlihat datar dan bahkan tak mampu mengonsolidasikan kekuatan partai. 

"Sekarang tantangan untuk kepemimpinan Golkar itu dua. Pertama, mengembalikan kepercayaan kepada Golkar yang terpuruk dirundung konflik terus pecah. Sekarang turun suaranya gimana gitu bisa lanjut. Kedua bisa mempersatukan di antara faksi yang ada. Silakan peserta (caketum) itu bersaing," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: