Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

4 Strategi Kemenperin Pacu Industri TPT Berdaya Saing Global

4 Strategi Kemenperin Pacu Industri TPT Berdaya Saing Global Kredit Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Achmad Sigit Dwiwahjono menegaskan, pemerintah fokus menciptakan iklim investasi yang kondusif dan menerbitkan sejumlah kebijakan yang dapat memudahkan pelaku usaha menjalankan bisnisnya di Indonesia.

Dalam upaya memacu industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional agar lebih berdaya saing di kancah global, Kemenperin mengusulkan empat strategi, yaitu mengajukan anggaran restrukturisasi mesin, penerapan bea masuk tindakan pengamanan (BMTP) atau safe guard, penurunan harga gas industri, dan pengaturan tata niaga untuk kemudahan terhadap akses bahan baku.

"Kami tidak bisa sendiri dalam menjalankan strategi tersebut. Sebab, strategi ini terkait dengan kebijakan kementerian lain. Oleh karena itu, perlu koordinasi dan kolaborasi yang kuat," tegasnya belum lama ini.

Baca Juga: Ekspor Industri TPT Semakin Menanjak, Surplusnya Ikut Melonjak

Sektor industri TPT saat ini sangat membutuhkan harga energi seperti gas dan listrik yang kompetitif. Hal ini sudah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 40 tahun 2016 tentang penetapan harga gas bumi.

"Kami terus minta Perpres itu segera diimplementasikan agar seluruh industri termasuk TPT bisa mendapatkan harga energi terjangkau, sebesar US$6 per mmbtu," ujarnya.

Sigit menambahkan, untuk memperbesar nilai ekspor industri TPT, salah satu langkahnya adalah peremajaan mesin-mesin, khususnya di sektor industri TPT antara atau intermediate.

"Kalau kita remajakan mesinnya, kapasitasnya tentu bisa naik sekaligus bisa menekan impor," imbuhnya.

Di samping itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menekankan, pihaknya telah mendorong industri TPT nasional agar segera memanfaatkan teknologi digital seperti 3D printing, otomasi, dan internet of things (IoT) sehingga siap memasuki era industri 4.0. Upaya transformasi ini diyakini dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Menperin menyampaikan, pemerintah juga berupaya membuat perjanjian kerja sama bilateral dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa supaya memperluas pasar ekspor TPT lokal.

"Karena bea masuk ekspor produk tekstil Indonesia masih dikenakan 5-20 persen, sedangkan ekspor Vietnam ke Amerika dan Eropa sudah nol persen," tuturnya.

Lebih lanjut, Kemenperin terus berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk mengatasi impor ilegal produk TPT dalam bentuk borongan.

Baca Juga: Kejar Target Ekspor US$15 miliar, Industri TPT Diminta Segera Terapkan Teknologi 4.0

"Kami juga akan perhatikan dan ada tindakan tegas untuk impor baju bekas yang masuk melalui pelabuhan 'tikus'," imbuhnya.

Industri TPT menorehkan kinerja yang gemilang pada triwulan I 2019. Sepanjang tiga bulan tersebut, pertumbuhan industri tekstil dan pakaian jadi tercatat paling tinggi dengan mencapai 18,98 persen. Jumlahnya naik signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu di angka 7,46 persen, dan juga meningkat dari perolehan selama 2018 sebesar 8,73 persen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: