Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kualitas Garam Lokal Rendah Picu Tingginya Garam Impor

Kualitas Garam Lokal Rendah Picu Tingginya Garam Impor Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah sebaiknya membenahi permasalahan komoditas garam mulai dari hulu, salah satunya dengan meningkatkan keterampilan produksi para petani garam. Hal ini dimaksudkan agar garam produksi mereka bisa digunakan untuk kebutuhan industri. Selama ini kebutuhan garam industri dipenuhi melalui impor.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Galuh Octania mengatakan, impor garam tidak lepas dari belum mampunya petani garam lokal untuk memenuhi kebutuhan industri.

Selain itu, harga garam lokal juga relatif lebih mahal daripada garam impor dan kualitasnya masih di bawah garam impor. Garam industri harus memenuhi ketentuan tertentu yang dibutuhkan industri.

"Pemerintah sebaiknya mengupayakan berbagai kegiatan untuk peningkatan kapasitas produksi petani garam. Dengan peningkatan kapasitas petani, diharapkan ke depannya hasil produksi garam lokal bisa untuk memenuhi kebutuhan industri sehingga pasar mereka semakin luas dan tidak hanya untuk garam konsumsi," ungkapnya di Jakarta, Senin (22/7/2019).

Kegiatan-kegiatan yang dimaksud antara lain mengenalkan teknologi bercocok tanam secara teori maupun praktik, pelibatan iptek, dan membuka kesempatan kepada para petani untuk belajar langsung ke negara-negara produsen garam besar di dunia.

Baca Juga: Menteri BUMN Dorong Indonesia Swasembada Garam

Selain itu, pemerintah juga seharusnya bisa memaksimalkan peran penyuluh pertanian supaya mereka bisa memberikan pendampingan kepada para petani.

Jumlah kebutuhan ini, lanjut Galuh, diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan meningkatnya industrialisasi. Seharusnya potensi peningkatan pendapatan petani melalui garam industri bisa segera ditanggapi secepat mungkin. Memperluas lahan tambak garam tidak akan sepenuhnya efektif tanpa peningkatan keterampilan produksi petani.

Harga jual garam hasil produksi petambak turun hingga 50%. Harga garam petani tambak hanya senilai Rp300-Rp500 per kilogram. Jumlah ini menurun kalau dibandingkan dengan harga di Juni yang berkisar antara Rp800-Rp1.000 per kilogram.

Salah satu penyebab jatuhnya harga garam dikarenakan rendahnya kualitas garam yang dihasilkan para petani garam. Garam yang dihasilkan petani memiliki kadar natrium klorida (NaCL) yang kurang dari 94%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: