Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Beberkan 3 Strategi Jaga Inflasi Sesuai Sasaran

BI Beberkan 3 Strategi Jaga Inflasi Sesuai Sasaran Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan, sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BI merupakan kunci terjaganya inflasi dalam kisaran sasaran 3,5±1% tahun ini. Adapun tahun depan, BI menargetkan inflasi akan berada di kisaran sasaran 3±1%.

Tercatat, inflasi indeks harga konsumen pada Juni 2019 sebesar 0,55% (mtm) atau 3,28% (yoy), sedikit menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,68% (mtm) atau 3,32% (yoy).

"Konsistensi kebijakan pengendalian inflasi yang didukung oleh program pengendalian inflasi di seluruh wilayah di Indonesia dapat mengarahkan inflasi nasional dalam empat tahun terakhir, 2015-2018, berada dalam kisaran target," kata Perry saat Rakornas Pengendalian Inflasi di Jakarta, Kamis (25/7/2019).

Ke depan, lanjut dia, bank sentral akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan untuk mengarahkan ekspektasi inflasi sesuai sasaran dengan tetap mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Pemerintah dan BI Konsisten Kelola Inflasi Terkendali

"Kebijakan tersebut termasuk melalui pengembangan sejumlah klaster pangan di daerah secara terintegrasi, antara lain dengan memfasilitasi kegiatan tersebut agar terkoneksi dengan teknologi dan sistem informasi. Kami meyakini inflasi tetap rendah dan terkendali dalam sasaran inflasi yang makin rendah pada kisaran 3,0±1% di 2020-2021," paparnya.

Terdapat tiga strategi kebijakan untuk mendukung pengendalian inflasi ke depan yang menjadi fokus pembahasan dalam Rakornas. Pertama, terus melanjutkan dan mempercepat pembangunan infrastruktur pertanian dan pendukungnya melalui sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, terutama di luar Jawa.

Kedua, meningkatkan inovasi program pengendalian inflasi, antara lain melalui pengembangan model kerja sama perdagangan antardaerah yang mengoptimalkan kelembagaan ekonomi dari tingkat desa di daerah.

Ketiga, memperluas penggunaan teknologi informasi secara terintegrasi guna mendorong peningkatan produksi pertanian dan perluasan akses pasar bagi petani.

Baca Juga: Pemerintah dan BI Sepakat Jaga Inflasi Volatile Food Maksimal 5%

"Inovasi yang bagus adalah penggunaan teknologi digital. Ternyata penggunaan teknologi digital ini sudah dikembangkan di sejumlah daerah. Misalnya di Ngawi, beras dari petani bisa langsung dipasarkan kepada konsumen melalui platform online," jelasnya.

Rakornas Pengendalian Inflasi diselenggarakan bersama oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, BI, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Keuangan dengan tema "Sinergi dan Inovasi Pengendalian Inflasi untuk Penguatan Ekonomi yang Inklusif".

Tema tersebut diangkat sebagai bentuk kelanjutan kebijakan reformasi struktural dalam meningkatkan kapasitas perekonomian dan mendukung pengendalian inflasi. Rakornas turut dihadiri oleh para menteri dan pimpinan lembaga terkait, serta 542 tim pengendalian inflasi daerah (TPID) dari 34 provinsi dan 508 kabupaten/kota.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: