Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Pastikan Terus Intensif Tangani Masalah Kebocoran Gas di Area PHE ONWJ

Pertamina Pastikan Terus Intensif Tangani Masalah Kebocoran Gas di Area PHE ONWJ Kredit Foto: PT Pertamina (Persero)
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina (Persero) memastikan langkah-langkah penanganan peristiwa munculnya gelembung gas di sekitar anjungan Lepas Pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ) berjalan cepat dan intensif.

Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H. Samsu menjelaskan sesaat setelah munculnya gelembung gas di permukaan laut sekitar anjungan YY, PHE ONWJ bertindak cepat untuk menyatakan keadaan darurat operasi. 

“Langkah awal yang menjadi prioritas utama yakni mengevakuasi karyawan yang berada di anjungan dan menara pengeboran (rig). Selanjutnya Pertamina melakukan isolasi dan pengamanan serta memastikan masyarakat agar tidak beraktivitas di sekitar lokasi kejadian,” ujar Dharmawan di Jakarta, (26/7/2019).

Baca Juga: Kebocoran Minyak di Karawang, Pertamina Harus Tanggung Jawab!

Dirinya melanjutkan, Pertamina dan pihak terkait saat ini masih melakukan investigasi untuk mengungkap penyebab kejadian. Namun indikasi sementara menunjukkan adanya anomali tekanan pada anjungan yang menyebabkan munculnya gelembung gas dan diikuti oil spill.  

Untuk mengendalikan kondisi di lapangan, lanjut Dharmawan, Pertamina membentuk Incident Management Team (Crisis Team) di Jakarta dan di Karawang. Tim ini bertugas melakukan penanggulangan tumpahan minyak, penanganan gas dengan spray, pengeboran untuk mematikan sumur, serta penanganan di anjungan.

Pada penanganan peristiwa ini, Pertamina telah memobilisasi 29 kapal, 3.500 meter oil boom offshore, 3.000 meter oil boom shoreline, dan 700 meter fishnet di pesisir pantai terdampak. 

Menurut Dharmawan, untuk menghentikan sumber gas dan oil spill dengan cara mematikan sumur YYA-1 , diperkirakan memerlukan waktu sekitar 8 minggu sejak hari ini atau 10 minggu sejak dinyatakan kondisi darurat. 

Baca Juga: Pertamina Investigasi Kebocoran Gas di Laut Jawa

“Demi memaksimalkan penanganan sumur YYA-1, saat ini Pertamina telah melibatkan Boot & Coots, perusahaan dari US yang memiliki proven experience dalam kasus serupa dengan skala yang lebih besar, seperti di Gulf of Mexico,” ujar Dharmawan.

Adapun untuk penanganan terhadap dampak lingkungan akibat adanya sisa tumpahan minyak yang terbawa arus ke pantai, Pertamina melakukan upaya intensif dengan cara pembersihan pantai secara cepat dan mengangkutnya ke lokasi penampungan yang bersertifikat untuk menangani hal ini.

Saat ini, Pertamina memastikan potensi terganggunya mata pencaharian masyarakat nelayan dapat diatasi dengan baik dan bijaksana. Untuk itu, Pertamina telah membuka Posko di Pantai Karawang yang tugas utamanya melakukan sosialisasi kepada masyarakat, melakukan aktifitas penanggulangan spill di pantai bersama masyarakat, memberikan pelayanan kesehatan, serta  berkoordinasi dengan stakeholder setempat.

Baca Juga: Gandeng Perusahaan Migas Abu Dhabi, Pertamina Garap Bisnis Migas Hulu hingga Hilir

PHE ONWJ juga melakukan komunikasi dan koordinasi intensif dengan SKK Migas, Kementerian ESDM, Kementerian LHK, Pemerintah Daerah, Dinas Lingkungan Hidup Daerah, TNI dan Kepolisian, Kementerian Perhubungan Ditjen Perhubungan Laut, KSOP, KKP, Pushidros AL, KKKS dan berbagai instansi lainnya. 

“Pertamina melakukan upaya intensif dengan melibatkan seluruh sumber daya termasuk kolaborasi dari eksternal yang memiliki kapabilitas menangani hal ini. Kami berterima kasih pada seluruh stakeholder dan masyarakat sekitar yang telah turut berpartisipasi dan mendukung kelancaran upaya penanganan peristiwa di anjungan YYA,” pungkas Dharmawan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: