Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bisnis Nirkabel AT&T Tumbuh, Tetapi Pelanggan TV Premium Menurun

Bisnis Nirkabel AT&T Tumbuh, Tetapi Pelanggan TV Premium Menurun Kredit Foto: Attsavings.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kinerja AT&T Inc (T.N) melebihi ekspektasi analis. Terjadi kenaikan untuk pelanggan nirkabel paska bayar, artinya menambah pertumbuhan di pasar yang justru sedang jenuh dan terus menggabungkan konten media dari Time Warner ke dalam rencana divsisi bisnis nirkabel.
Akan tetapi operator nirkabel terbesar kedua di AS kehilangan lebih banyak pelanggan TV premium dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini terjadi karena para penonton pindah ke layanan streaming seperti Netflix Inc (NFLX.O).

Sebagaimana dikutip dari laman Reuters, AT&T kehilangan 778.000 pelanggan TV premium, dengan kategori yang mencakup pelanggan DirecTV satellite and U-verse television, jauh lebih banyak daripada 544.000 pelanggan yang hilang pada kuartal pertama. Selain itu, perusahaan juga kehilangan 168.000 akun DirecTV Now streaming. AT&T mengatakan pihaknya memperkirakan tingkat kerugian video yang serupa akan berlanjut pada kuartal saat ini.

Baca Juga: IBM Jadikan AT&T Penyedia Utama Bisnis untuk Jaringan Software Defined

Namun, menurut perusahaan riset FactSet,  AT&T menambah 72.000 untuk pelanggan telepon, mengalahkan perkiraan analis sebesar 27.000.

Churn telepon pascabayar, atau tingkat  yang berhenti berlanggan, adalah 0,86%, naik dari 0,82% pada tahun sebelumnya. Saham perusahaan juga naik 2,1% pada angka $32,77.

AT&T mengakuisisi perusahaan media Time Warner senilai US$85 miliar pada Juni tahun lalu, kemudian menciptakan segmen bisnis baru yang disebut WarnerMedia untuk menampung aset termasuk the Turner TV networks and premium channel HBO.

Menurut data IBES dari Refinitiv, segmen WarnerMedia baru, yang mencakup Turner and premium TV channel HBO, melaporkan pendapatannnya sebesar US$8,4 miliar, berlawanan dengan ekspektasi analis yaitu sebesar US$8,3 miliar.

Baca Juga: Kisah Sukses CEO Netflix, Berawal dari Rental DVD

Perusahaan mengatakan layanan streaming baru WarnerMedia ‘HBO Max’ dijadwalkan akan diluncurkan pada musim semi tahun 2020.

AT&T telah difokuskan untuk membayar utangnya setelah membeli Time Warner, yang menekan beban utang bersihnya menjadi sekitar US$180 miliar tahun lalu.

Perusahaan menghabiskan US$6,8 miliar untuk melunasi utang pada kuartal kedua, dan mengatakan bahwa itu berada di jalur untuk memotong beban utang bersih menjadi sekitar US$150 miliar pada akhir tahun. AT&T juga meningkatkan arus kas bebasnya menjadi sekitar US$28 miliar untuk 2019.

"Utang yang kami miliki akan berada di tempat yang sangat masuk akal saat kami keluar tahun ini, dan saya sepenuhnya berharap bahwa kami akan kembali membeli beberapa saham saat kami melanjutkan tahun ini dan juga mengharapkan arus kas akan terus berlanjut," terang Chief Executive Randall Stephenson.

Baca Juga: HBO Now Dulang Ratusan Ribu Pengguna Baru, Karena Game of Thrones?

Dia juga mengatakan bahwa strategi AT&T tidak akan terpengaruh oleh hasil merger yang diusulkan antara T-Mobile dan Sprint untuk tiga tahun ke depan. Departemen Kehakiman juga diharapkan dapat membuat keputusan YANG BENAR tentang merger ini.

Menurut data IBES dari Refinitiv, total pendapatan operasional pada kuartal kedua naik 15,3% menjadi sebesar US$44,96 miliar. Para analis mengharapkan us$44,85 miliar.

lABA bersih yang diatribusikan AT&T turun menjadi US$3,71 miliar, atau sebesar 51 sen per saham, dari US$5,13 miliar, atau 81 sen per saham, setahun sebelumnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: