Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laba BFI Finance Melorot Rp12,8 Miliar, Ini Penyebabnya

Laba BFI Finance Melorot Rp12,8 Miliar, Ini Penyebabnya Kredit Foto: Antara/Abriawan Abhe
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) membukukan laba bersih sebesar Rp690 miliar pada semester I-2019, merosot Rp12,8 miliar jika dibandingkan semester I-2018 yang sebesar Rp702,8 miliar.

Bukan cuma laba, pendapatan BFI Finance pada semester I-2019 juga mengalami perlambatan cukup signifikan. Pasalnya, hanya tumbuh 4,17% menjadi Rp2,5 triliun. Tercatat, pada semester I-2018, BFI Finance mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,4 triliun, tumbuh 28,54% dibandingkan semester I-2017 senilai Rp1,88 triliun.

Finance Director & Corporate Secretary BFI Finance, Sudjono mengatakan perkembangan ini tak lepas dari kondisi global dan domestik yang belum cukup kondusif bagi perusahaan.

"Gelaran pilpres yang mengakibatkan para pelaku usaha mengambil sikap wait and see, momentum Ramadhan dan Lebaran, serta perlambatan investasi, juga lesunya harga komoditas mengakibatkan tekanan yang cukup memengaruhi pertumbuhan bisnis BFI Finance," ujar dia di Jakarta, Jumat (26/7/2019).

Baca Juga: BFI Finance Catat Pendapatan Rp2,5 T di Semester I-2019

Namun demikian, lanjutnya, BFI Finance tetap konsisten mendorong pertumbuhan bisnis untuk menjawab beragam tantangan tersebut dengan membukukan piutang pembiayaan neto Rp16,4 triliun serta mencatat total aset senilai Rp18,3 triliun di semester pertama 2019.

"Dari piutang pembiayaan tersebut, komposisi pembiayaan BFI Finance masih didominasi oleh pembiayaan mobil sebesar 73%, kontribusi alat berat dan mesin sebesar 15%, dilengkapi dengan pembiayaan motor sebesar 10%, sisanya berasal dari kontribusi pembiayaan properti (property-backed financing) dan syariah," jelas Sudjono.

Kemudian saldo pinjaman yang diterima oleh perusahaan di semester pertama 2019 ini tercatat sebesar Rp6,8 triliun, dengan pembiayaan bersama atas fasilitas kredit atau joint financing di luar saldo pinjaman tersebut sebesar Rp1,03 triliun. Jumlah ini meningkat pesat dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp462 miliar.

Perusahaan juga terus meningkatkan penerapan prosedur pengelolaan risiko dan manajemen kualitas aset yang pruden, melalui proses underwriting, monitoring, collection, dan recovery kredit yang disiplin dengan mencatat rasio pembiayaan bermasalah (NPF/non performing financing) sebesar 1,43% dalam enam bulan pertama 2019, atau lebih baik dari rata-rata industri pembiayaan yang sebesar 2,7%.

"Pencapaian pada semester I-2019 merupakan hasil maksimal di tengah berbagai kondisi yang tidak kondusif saat itu. Kami tetap menjaga tingkat pencadangan yang memadai, menjalankan risk management yang prudent, serta kemampuan pendanaan perusahaan yang baik," terang Sudjono.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: