Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenapa Kekacauan Hidup Pribadi dan Pekerjaan Bisa Jadi Masalah Keamanan Siber?

Kenapa Kekacauan Hidup Pribadi dan Pekerjaan Bisa Jadi Masalah Keamanan Siber? Kredit Foto: Unsplash
Warta Ekonomi, Jakarta -

Garis antara kehidupan pribadi dan profesional kini jadi semakin kabur. Orang-orang sering menghabiskan lebih banyak waktu di kantor daripada di rumah. Keseimbangan kehidupan kerja yang ideal nyatanya tidak bisa dicapai oleh kebanyakan masyarakat modern.

Kurangnya pemisahan antara tugas di tempat kerja dan tugas rumah disebabkan oleh peningkatan pesat jumlah informasi digital yang kita semua hadapi. Kehidupan pribadi dan profesional sekarang bergantung pada data yang tersimpan di media sosial, akun email, dokumen digital, dan folder bersama. Studi terbaru Kaspersky menunjukkan banyak kekacauan dalam fail bisnis dan manajemen kredensial.

Bekerja di kantor mulai dari pukul 9 pagi hingga 5 sore memang jelas memberikan pekerjaan, penghasilan hingga jam kerja tetap. Era yang kerap disebut nine-to-five ini sudah lama berlalu. Saat ini, kita diharapkan untuk bekerja sedikit lebih lama, apakah itu untuk one-off meeting, deadline yang ketat atau bahkan saat momentum perayaan keagamaan.

Keadaan demikian meskipun diterima, telah menyebabkan para pekerja kewalahan mengelola kehidupan profesional dan pribadi mereka. Meninggalkan barang-barang pribadi di kantor dan melakukan tugas-tugas rumah tangga di meja kerja menjadi lumrah. Bukan hal aneh lagi, mereka memiliki pakaian ganti di kantor.

Baca Juga: Kondisi Keamanan Siber Indonesia selama Kuartal II 2019, Amankah?

Jadi, mengapa tidak berlaku hal yang sama untuk informasi digital? Memiliki akses ke data yang kita butuhkan, terlepas dari penggunaannya, baik di rumah maupun di kantor, bisa membuat hidup lebih mudah.

Kekhawatiran besar dari perilaku tersebut dalam bisnis, staf bisa jadi ceroboh menyimpan informasi perusahaan. Para pekerja merasa nyaman menyimpannya di perangkat pribadi, serta tidak cukup hati-hati menjaga diri agar tetap aman.

"Informasi memiliki risiko berbahaya terhadap pelaku kejahatan siber jika terlalu mudah diakses. Ini tentu saja ada konsekuensi yang luas dan berpengaruh bagi bisnis," tulis Kaspersky dalam laporannya, Senin (29/7/2019).

Bisnis Harus Kelola Data dan Tenaga Kerjanya

Ketika para pekerja mengelola informasi pribadi dan pekerjaan mereka, bisnis pun dihadapkan dengan situasi sulit dalam mengawasi dan mengamankan jumlah fail serta data yang semakin bertambah.

Penelitian Kaspersky mengungkapkan, 80% karyawan merasa tidak perlu bertanggung jawab untuk memastikan email, fail, dan dokumen memiliki izin akses.

Data pribadi yang sensitif, rincian pembayaran, dan kode otorisasi hanyalah beberapa contoh dari data kredensial dalam perusahaan agar bisnis tetap berjalan efisien. Namun, para staf tidak menyimpan rincian ini dengan aman atau benar.

Hanya lebih dari setengah (56%) karyawan secara teratur menghapus item yang sudah tidak digunakan dari kotak masuk email, serta hanya sepertiga (34%) yang menyingkirkan fail usang dari perangkat mereka.

Kaspersky menjelaskan, :Kekacauan digital ini jadi masalah yang lebih besar ketika informasi disimpan di tempat-tempat yang sulit dikendalikan, seperti cloud, folder bersama, atau saat fail ditransfer. Peningkatan pesat dalam jumlah fail yang dihasilkan jadi lebih sulit bagi organisasi untuk mengelola informasi perusahaan."

Meskipun begitu, mereka masih bertanggung jawab untuk memastikan data sensitif atau rahasia tidak mudah diakses atau ditemukan oleh pihak luar. Jika seorang karyawan saja bisa menemukan gaji rekan kerja mereka, lantas bagaimana mungkin terhindar dari peretasan?

Bisnis mengandalkan staf dalam mengelola data dengan aman. Jika karyawan dan organisasi dapat mengatasi tantangan keamanan informasi bersama, besar kemungkinan untuk menumbuhkan etos dan budaya perusahaan di mana semua orang peduli melindungi bisnis dan keamanannya, serta membantu satu sama lain untuk mencapainya.

Di sinilah memberikan edukasi kepada karyawan sangat penting demi memahami pentingnya keamanan data, peran mereka di dalamnya, dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk menjaga keamanan data. Hanya dengan langkah sederhana tersebut, karyawan dapat mengelola informasi profesional dan pribadi mereka jauh lebih baik.

Baca Juga: Serangan Siber Berevolusi, Sektor Ini yang Paling Banyak Diincar

Menghilangkan Tekanan

Berdasarkan pengalaman dan pendapat Kaspersky, kekacauan digital bukanlah masalah, baik dalam ruang lingkup pribadi maupun tempat kerja. Masalahnya, tanggung jawab pribadi yang tidak mumpuni serta ketidakmampuan orang dalam memilih dan menggunakan lingkungan berbeda untuk tujuan berbeda.

Setiap orang memiliki pengalaman berbeda. Ada orang-orang yang lebih nyaman bekerja di ruang terorganisasi, ada pula mereka yang lebih nyaman bekerja di tengah tumpukan kertas.

Jadi, langkah yang baik ialah menciptakan lingkungan yang bisa menyeimbangkan keamanan dan kenyamanan untuk berbagai jenis informasi dan proses bisnis. Lebih pentingnya lagi, kita harus menjelaskan perbedaan antara pekerjaan yang sepenuhnya internal untuk bisnis dan ruang di mana karyawan berkomunikasi serta berkolaborasi dengan pihak di luar perusahaan.

Setiap orang berhak mengatur lemari esnya sendiri, tapi lemari es kantor, meja kerja hingga solusi cloud harus aman dan nyaman bagi semua orang. Pencapaian tersebut membutuhkan pengadopsian beberapa aturan umum dan pemahaman. Tentu saja, seseorang perlu menegakkan aturan-aturan tersebut sehingga tidak ada lagi kebiasaan yang mengganggu efektivitas bisnis serta meningkatkan kenyamanan karyawan lainnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: