Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inflasi Juli Dipicu Harga Cabai Merah dan Emas

Inflasi Juli Dipicu Harga Cabai Merah dan Emas Kredit Foto: Reuters/Stringer
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen (IHK) pada Juli 2019 mengalami inflasi sebesar 0,31% atau lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 0,55%. Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahun kalender 2019 ialah sebesar 2,36% dan inflasi tahun ke tahun (year on year/yoy) sebesar 3,32%.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi terjadi karena ada kenaikan harga yang ditunjukkan naiknya sebagian besar kelompok pengeluaran. Kelompok bahan makanan menjadi kontribusi terbesar mencapai 0,80%.

Baca Juga: Lebaran Usai, Inflasi Juli 2019 Terkendali?

Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,24%; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,14%; kelompok sandang sebesar 0,70%; kelompok kesehatan sebesar 0,18%; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,92%.

"Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,36%," kata Suhariyanto di Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Menurut Suhariyanto, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Juli 2019, antara lain cabai merah, cabai rawit, ketimun, cabe hijau, apel, dan pir.

"Ketergantungan kita pada cabai besar sekali. Jadi, inflasi pada bulan lalu sangat dipengaruhi kenaikan harga cabai merah dan rawit," ujarnya.

Baca Juga: BI Beberkan 3 Strategi Jaga Inflasi Sesuai Sasaran

Ia memberikan catatan untuk kelompok sandang dengan komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi, yaitu emas perhiasan sebesar 0,03%.

Adapun dari 82 kota IHK, 55 kota mengalami inflasi dan 27 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,88% dan terendah terjadi di Makassar sebesar 0,01%. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar -1,55% dan terendah terjadi di Gorontalo sebesar -0,02%.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: