Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Duh! Rupiah Terbelenggu Sana-Sini

Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Duh! Rupiah Terbelenggu Sana-Sini Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sial betul nasib rupiah, sudah jatuh eh tertimpa tangga pula. Mulai dari kebijakan suku bunga The Fed, data inflasi domestik, hingga perang dagang antara AS dan China, seluruhan bertubi-tubi menekan rupiah. Alhasil, tidak mengherankan jika hingga akhir pekan ini rupiah masih terjebak di zona merah. 

Rupiah terdepresiasi cukup dalam sebesar 0,35% ke level Rp14.160 per dolar AS pada pembukaan pasar spot pagi, Jumat (02/08/2019). Hingga pukul 09.45 WIB, rupiah semakin terbelenggu dengan depresiasi sebesar 0,67% ke level Rp14.210 per dolar AS. 

Baca Juga: Rest in Peace, Rupiah!

Tak cukup sampai di sana, rupiah juga tak berkutik setelah terkoreksi 0,71% di hadapan dolar Australia, 0,62% di hadapan euro, dan 0,55% di hadapan poundsterling. Lantas, bagaimana dengan di Asia? 

Asal tahu saja, di tengah keperkasaan dolar AS terhadap rupiah, mata uang-mata uang Benua Kuning justru dengan leluasa bergerak unggul terhadap mata uang Paman Sam. Sebut saja yen, dolar Singapura, won, dolar Hongkong, dan baht, merekalah mata uang Asia yang mampu membuat dolar AS tunduk. 

Baca Juga: The Fed Pangkas Suku Bunga, Trump: Powell Mengecewakan Kita

Sementara itu, sentimen domestik berupa data inflasi bulan Juli yang berada di angka 0,31% nyatanya tidak mampu menolong rupiah secara signifikan. Sentimen tersebut tidak kalah kuat dengan terpaan isu ketegangan antara AS dan China. 

Baca Juga: Bagai Langit dan Bumi, Begitulah Nasib Dolar AS dan Rupiah

Pelaku pasar kembali dikejutkan dengan pernyataan Trump, di mana ia mengumumkan kenaikan tarif sebesar 10% untuk produk asal China senilai US$300 miliar. Kenaikan tarif yang akan mulai diberlakukan pada 01/09/2019 mendatang telah membuat investor ketar-ketir karena bukan tidak mungkin, ketegangan AS dan China menjadi ancaman terhadap perekonomian global. 

Akibatnya, aset-aset berisiko dari Negeri Tirai Bambu, China, menjadi sasarannya. Begitu pun juga dengan rupiah yang harus kembali berada di klasemen bawah Asia.

Kabar baiknya, rupiah masih lebih baik 0,05% daripada yuan sehingga kini status rupiah hanyalah sebagai mata uang terlemah kedua di Asia. Meski begitu, rupiah harus mengakui keunggulan mata uang Asia lainnya yang membuat rupiah keok, seperti yen (-1,03%), dolar Hongkong (-0,72%), won (-0,68%), baht (-0,55%), dan dolar Taiwan (-0,18%). 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: