Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ribut dengan Rusia, AS Mau Taruh Rudal Jarak Menengah di Asia

Ribut dengan Rusia, AS Mau Taruh Rudal Jarak Menengah di Asia Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Amerika Serikat (AS) berencana menempatkan rudal jarak menengah di Asia. Hal itu diumumkan setelah AS resmi hengkang dari perjanjian nuklir Intermediate Range Nuclear Forces (INF). 

"Ya, saya ingin," kata Menteri Pertahanan AS Mark Esper saat ditanya apakah dia mempertimbangkan menempatkan rudal jarak menengah di Asia, Sabtu (3/8/2019).

Dia menginginkan hal itu dapat direalisasikan dalam waktu beberapa bulan. "Tapi hal-hal ini cenderung memakan waktu yang lebih lama dari yang Anda perkirakan," ujarnya.

Baca Juga: Dalam Sepekan Korut Luncurkan 3 Rudal, Jepang-Korsel Was-was

Esper belum memberitahu di mana rudal-rudal itu akan ditempatkan di Asia. Dia hanya menyatakan akan melakukan pertemuan dengan para pemimpin di Asia selama melakukan kunjungan ke sana.

Komentar Esper kemungkinan akan meningkatkan kekhawatiran tentang perlombaan senjata baru seperti era Perang Dingin. Hal itu juga dinilai akan menambah ketegangan hubungan antara AS dan China.

Sebelumnya, Esper telah mengumumkan AS akan mengembangkan rudal balistik jenis baru.

"Sekarang setelah kami mundur, Departemen Pertahanan akan sepenuhnya mengejar pengembangan rudal konvensional yang diluncurkan di darat ini sebagai respons yang bijaksana terhadap tindakan Rusia dan sebagai bagian dari portofolio opsi serangan konvensional yang lebih luas dari Pasukan Gabungan," katanya.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah mengumumkan penarikan negaranya dari INF. Dia mengatakan, runtuhnya perjanjian tersebut adalah tanggung jawab penuh Rusia.

Pompeo mengatakan, Rusia mengembangkan sistem rudal yang dilarang di bawah INF. Rudal tersebut pun merupakan ancaman langsung terhadap AS dan sekutunya. Menurutnya, Moskow memiliki waktu enam bulan untuk memperbaiki ketidakpatuhannya. Namun, AS mengklaim, Rusia tak melakukan hal tersebut.

Baca Juga: Akuisisi Rudal Rusia, AS Depak Turki dari Program Jet Tempur Siluman F-35

Rusia membantah melanggar INF. Oleh sebab itu, ia menilai mundurnya AS dari perjanjian tersebut adalah sebuah kesalahan serius.

INF ditandatangani AS dan Uni Soviet pada 1987. Perjanjian tersebut melarang kedua belah pihak memproduksi atau memiliki rudal nuklir dengan daya jangkau 500-5.500 kilometer.

Keputusan AS dan Rusia menangguhkan keterikatannya dalam INF telah memicu kekhawatiran negara-negara Eropa. Sebab selama ini, INF telah dianggap sebagai pondasi keamanan di kawasan tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: