Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Listrik Mati Hampir Sepulau Jawa Mirip Kasus 1997

Listrik Mati Hampir Sepulau Jawa Mirip Kasus 1997 Kredit Foto: Antara/Septianda Perdana
Warta Ekonomi -

Peristiwa padamnya listrik di sejumlah daerah di Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta yang terjadi pada Minggu, 4 Agustus 2019, menjadi catatan kelam Perusahaan Listrik Negara (PLN), sejak kasus serupa di tahun 1997.

"Iya pernah. Tahun 1997. Jadi Jawa Bali blackout. Kemudian September 2018 itu parsial. Itu kejadian di Bekasi. Kalau dilihat dari kurun waktu ini tidak sering," kata Plt Dirut PLN, Sripeni Inten Cahyani, dalam konferensi persnya di Gardu Induk Tegangan Ekstrak Tinggi  (Gitet) Cinere, Gandul, Depok, Jawa Barat, Minggu 4 Agustus 2019.

Sripeni mengungkapkan kejadian hari ini menjadi bahan evaluasi, proses improvement, baik dari sisi kesisteman, mana yang masih butuh di korvigensi dan butuh perbaikan.

"Kami akan serius menangani perbaikannya. Kami mohon dukungan dari rekan-rekan dan keikhlasan dari para pelanggan PLN, dan kami mohon maaf sebesar-besarnya," ujarnya.

Dia menjelaskan, peristiwa padamnya listrik terjadi sejak sekira pukul 11:45 WIB, detik ke 27 pada saluran udara tegangan ekstra tinggi di Unggaran, Pemalang, akibat terjadi gangguan pada line 1 (circuit 1).

Kemudian disusul gangguan circuit 2, sehingga keduanya terjadi gangguan. "Akibatnya terjadi penurunan tegangan yang menyebabkan pukul 11:48 detik ke 11 itu menyebabkan jaringan SOTT Depok, Tasik mengalami gangguan. Akibat dari circuit Ungaran Pemalang, dua-dua nya circuit tadi lepas, akhirnya menyebabkan Depok Tasik ganguan," katanya.

Peristiwa itu merupakan awal dari terjadinya pemadaman dini sistem listrik di Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta.

"Pada saat 11:45 detik ke 27 saat itu Jatim Jateng normal, hanya Brebes saja. Tapi Brebes ini masuk ke dalam sistem Jawa Barat. Jadi saat 11:45 Jawa Timur Bali aman, Jawa Tengah aman. Tapi 11:48 Jabar, DKI, Banten off," tutur Sripeni.

Terkait hal itu, Sripeni bersama jajaran memimpin langsung proses recovery dari kantor pusat pengatur beban di Gandul, Depok. "Dari sisni kita bisa memantau bagaimana pasokan listrik dari timur menuju ke barat agar bisa mensuplai atau mendukung kelistrikan di barat."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: