Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Innalillahi, Pimpinan Ponpes Ngruki Solo Meninggal Dunia

Innalillahi, Pimpinan Ponpes Ngruki Solo Meninggal Dunia Kredit Foto: Foto:Okezone
Warta Ekonomi, Solo -

Pondok pesantren (Ponpes) Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah tengah berduka, pasalnya sang Pimpinan Ponpes Al Mukmin, Ngruki KH Wahyudin (67) diinformasikan meninggal dunia akibat sakit paru-paru yang dideritanya. Lewat juru bicara Laskar Umat Islam Surakarta Endro Sudarsono menjelaskan, ustad Wahyudin menghembuskan nafas terakhir pada hari Minggu 4 Agustus 2019 sekitar pukul 15.58 WIB di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, Solo.

 

"Inalilahi wa Inna ilaihi raji'un telah meninggal dunia dengan tenang Ustad KH Wahyudin, pimpinan ponpes Al-Mukmin, Ngeruki, Minggu 4 Agustus sekira pukul 15.58 WIB," papar Ustadz Endro pada, Minggu (4/8/2019).

 

Endro menambahkan, almarhum akan dimakamkan di ponpes Nurul Salam, Cianjur, Jawa Barat, sesuai dengan wasiat terakhir almarhum tiga hari sebelum dilarikan ke rumah sakit PKU Muhammadiyah.

 

Ketika menyampaikan wasiat, Ustadz Wahyudin sudah dalam kondisi sakit setelah menyampaikan pesan tersebut pada keluarganya, Ustad Wahyudin jatuh pingsan tak sadarkan diri.

 

"Ustadz Wahyudin minta dimakamkan di Ponpes Nurul Salam, Cianjur yang juga dikelolanya," terang Endro. Rencannya, jenazah akan dibawa ke Cinajur dari Ponpes Al Mukmin, Ngeruki, malam ini sekira pukul 20.00 WIB.

 

Salah satu putra Ustad Wahyudin, Hilmi Zulkarnain mengatakan ayahnya meninggal dunia karena komplikasi penyakit yang dideritanya seperti Paru-paru, Diabetes dan Vertigo.

 

"Tiga hari lalu Ustadz Wahyudi berkeringat dingin dan muntah-muntah. Saat itu juga langsung dibawa ke rumah sakit,”beber Hilmi. Menurut Hilmi, pada hari Sabtu sekira pukul 06.00 WIB, ustad Wahyudi kondisinya menurun dan terpaksa masuk ICU lagi.

 

Ketika berada di ICU, tim dokter rumah sakit PKU menemukan adannya infeksi paru-paru di Ustadz Wahyudin. Infeksi inilah yang membuat Ustad Wahyudi. "Ventilator alat pernapasan terpaksa dipasang tim dokter karena Ustad Wahyudin sulit bernapas," jelasnya.

 

Walaupun dokter spesialis dalam yang juga kepala ICU RS PKU Surakarta, dr. Arifin telah memasang alat ventilator, kondisi ustad Wahyudin terus menurun. "Kami sekeluarga memohon maaf sebesar-besarnya bila semasa hidup ustad Wahyudin ada khilaf yang dilakukannya," imbuhnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Bagikan Artikel: