Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penembakan Brutal di Texas, Donald Trump: 'Kebencian Tak Memiliki Tempat' di Amerika Serikat

Penembakan Brutal di Texas, Donald Trump: 'Kebencian Tak Memiliki Tempat' di Amerika Serikat Kredit Foto: Foto/Reuters
Warta Ekonomi, Washington -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikat komentarnya terkait penembakan di Texas, Amerika Serikat pada Minggu (5/8). Ia mengatakan "kebencian tidak memiliki tempat" di Amerika Serikat setelah dua penembakan massal menewaskan 29 orang.

 

Penembakan berawal terjadi di El Paso, Texas pada Sabtu di sebuah supermarket. Insiden tersebut menewaskan 20 orang, dan sembilan lainnya tewas di luar bar di distrik kehidupan malam yang populer di Dayton, Ohio, hanya beberapa jam kemudian.

 

"Kebencian tidak punya tempat di negara kita," ujar Trump, tetapi dia juga menyalahkan penyakit mental atas kekerasan, mengutip AFP, Senin (5/8/2019). "Mereka benar-benar orang yang sakit mental serius," imbuhnya, meskipun faktanya polisi belum mengonfirmasi hal ini.

 

"Kita harus menghentikannya. Ini sudah berlangsung bertahun-tahun ... dan bertahun-tahun di negara kita," lanjut Trump.

 

a4x7k0b35pe03po7zr5a_18878.jpg

 

Seperti yang sudah diketahui, di wilayah Texas, 26 orang terluka, dan 27 di Ohio, penembak tewas ditembak oleh polisi yang berpatroli.

 

Media setempat melaporkan bahwa pelaku merupakan seorang pria kulit putih bernama Patrick Crusius, 21 tahun, meski kepolisian belum secara resmi mengumumkan identitas tersangka.

 

1wiytajslly85zltinxw_13035.jpg

 

Rekaman CCTV yang beredar online yang memperlihatkan tersangka memasuki Walmart dengan memegang senapan jenis AK, yang dilaporkan media sebagai "AK-47".

 

Sampai saat ini pihak kepolisian belum mengonfirmasi jenis dan manufaktur senapan yang tampaknya merupakan varian semi-otomatis sipil dari senapan serbu terkenal tersebut. Pria itu tampak mengenakan celana kargo ala militer, kaos hitam dan penutup telinga.

 

Sebelum menjalankan aksinya, diduga pelaku sempat mengunggah sebuah manifesto ke laman berbagi gambar, 8chan. Dokumen yang kemudian beredar di media sosial dan tengah dipelajari Biro Penyelidik Federal AS (FBI) itu rupanya dipengaruhi oleh manifesto pelaku penembakan masjid Christchurch, yang menewaskan lebih dari 50 orang di Selandia Baru pada Maret. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: