Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gawat! Investor Bakar IHSG hingga Minus 1,50%, Alasannya Ngeri Banget!

Gawat! Investor Bakar IHSG hingga Minus 1,50%, Alasannya Ngeri Banget! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Awal pekan ini menjadi mimpi buruk bagi pasar investasi Indonesia, terutama bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Terkoreksi 0,46% ke level 6.311,16 pada awal perdagangan bursa pagi tadi, IHSG semakin menderita lantaran dibakar investor hingga minus 1,57% ke level 6.240,92.

Berdasarkan pantauan melalui RTI, pelaku pasar, baik domestik maupun asing secara berjamaah lari dari pasar modal Indonesia dengan bukuan nilai jual bersih masing-masing sebesar Rp313,18 miliar dan Rp294,11 miliar. 

Baca Juga: Saat AS-China Lanjut Berperang, Akankah BPS Jadi Penyelamat Rupiah?

Pasalnya, pelaku pasar memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II tahun ini tidak begitu baik. Dengan perdiksi ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,05% (yoy), itu artinya pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih lambat dari kuartal sebelumnya yang mencapai 5,07%. 

Jika dilihat secara global, nasib IHSG ini sama terpuruknya dengan nasib bursa saham utama di Asia yang juga ramai dibakar investor, yakni Nikkei (-2,28%), Hang Seng (-2,89%), Shanghai (-0,81%), dan Srait Times (-1,83%).

Baca Juga: Jika AS Mau Perang, Mari Kita Berperang

Baca Juga: IHSG Dibuka Minus 0,46% di Awal Sesi I

Ketegangan antara AS dan China menjadi pemantik utama yang membuat pelaku pasar bergegas menjauh dari aset-aset investasi berbasis keuangan dari negara berkembang di Asia. 

Dalam cuitan Twitter miliknya, Donald Trump tegas mengatakan akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10% atas produk-produk asal China senilai US$300 miliar yang masuk ke AS. Kebijakan tersebut akan mulai direalisasikan pada 01/09/2019 mendatang. 

Mengetahui hal itu, China pun tak mau tinggal diam. Melalui Juru Bicara Kemenlu China, Hua Chunying, China tegas menyatakan akan segera membuat kebijakan balasan kepada AS.

"Jika AS benar mengeksekusi bea masuk tersebut, China harus meluncurkan kebijakan balasan yang diperlukan," pungkasnya seperti dikutip dari Reuters, Senin (05/08/2019). 

Bagaimanapun, gejolak antara AS dan China yang tak berkesudahan turut memengaruhi perkembangan ekonomi secara global. Jika damai dagang tak kunjung dicapai, bukan suatu kemustahilan ekonomi global akan mengalami perlambatan, termasuk bagi ekonomi Indonesia yang sejauh ini menjalin kemitraan dengan China dalam hal ekspor produk-produk nonmigas.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: