Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Boleh Katakan Tidak pada Anak, Asal...

Boleh Katakan Tidak pada Anak, Asal... Kredit Foto: Unsplash/Shitota Yuri
Warta Ekonomi -

Orang tua punya alasan kuat menyampaikan larangan dan berkata 'tidak' pada anak. Biasanya, ayah dan ibu bermaksud menghentikan anak atau balita menghentikan perilaku yang tidak diinginkan, berbahaya, serta tidak pantas.

Sayangnya, sebagian orang tua terlalu sering menggunakan kata tersebut. Anak seolah terkekang dengan aneka larangan sehingga aktivitas mereka terbatas. Pada ekstrem lain, ada pula orang tua yang sama sekali tidak pernah menggunakannya.

Larangan dan kata 'tidak' sebenarnya tetap dibutuhkan sebagai bagian dari strategi untuk menetapkan batas efektif. Akan tetapi, orang tua perlu memperhatikan sejumlah hal agar larangan tidak mengekang anak, tetapi mencapai tujuan tertentu.

Batasan yang efektif dan sesuai membuat anak merasa cukup aman dan nyaman untuk terus mengeksplorasi dan belajar. Ketika mereka tumbuh, anak akan terlatih untuk membuat batasan mereka sendiri untuk perilaku yang sesuai.

"Katakan 'tidak' ketika Anda harus, dan katakan 'ya' kapanpun Anda bisa. Kecuali jika ada bahaya langsung, katakan 'tidak' dengan tenang, lembut, dan penuh otoritas," kata psikolog klinis anak Marilyn L Steele, dikutip dari laman Nj.com.

Banyak balita yang terganggu atau marah ketika orang tua berkata 'tidak', sedangkan sebagian lain malah dengan mudah mengabaikannya. Meski berguna menjadi alat untuk menetapkan batasan, kata 'tidak' tak bisa efektif dengan sendirinya.

Meneriakkan 'tidak' atau 'jangan' kemudian meninggalkan anak begitu saja bukan hal tepat untuk dilakukan. Orang tua harus memberikan informasi, alternatif, bimbingan, dan empati mengenai larangan yang sudah ditetapkan.

Anak juga perlu diajak mendiskusikan konsekuensi perilaku yang dilakukan. Salah satu cara memberikan alternatif, misalnya dengan mengatakan, "Jangan menggambar di dinding ya, lebih baik kita menggambar bersama di kertas ini."

Sementara, panduan orang tua dapat dicontohkan dengan "Makanan itu untuk dimakan, sayang, tidak untuk dilempar". Contoh lain, memberikan empati dengan kalimat, "Ibu tahu kamu senang melakukan itu, tetapi itu tidak tepat."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: