Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahaya Nyalakan Lilin saat Listrik Mati, Apa Saja?

Bahaya Nyalakan Lilin saat Listrik Mati, Apa Saja? Kredit Foto: (Foto : Besthealthmags)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dua hari belakangan ini masyarakat ramai membicarakan pemadaman listrik bergilir yang melanda wilayah Jabodetabek. Bahkan pada hari minggu kemarin, listrik drop dan tidak menyala hampir 10 jam.

 

Pada saat listrik mati di malam hari, sering kita mulai menyalakan lilin. Rupanya menyalakan lilin saat listrik mati itu tak hanya menimbulkan risiko kebakaran, tetapi juga dapat menambah polutan buruk di dalam rumah.

 

Menurut Spesialis Paru dari RS Persahabatan Dr dr Agus Dwi Susanto, SpP(K) mengatakan, semua proses pembakaran di dalam ruangan, seperti lilin yang dilakukan orang-orang saat listrik mati dapat memproduksi particulate matter (PM) dan gas. Tentunya itu sangat berbahaya untuk kesehatan paru-paru seseorang.

 

"Menyalakan lilin, kompor, atau rokok di dalam ruangan dapat memproduksi gas CO, CO2 dan partikular meter yang halus keluar," ujar Dr Agus dalam Talkshow Seberapa Efektif Masker Melindungimu dari Bahaya Polusi Udara? oleh 3M Nexcare di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2019).

 

2ebxon43w2dua6vtmbtx_21509.jpg

 

Ia menambahkan, partikel halus yang keluar dari hasil pembakaran lilin bisa sampai PM 2,5. Pada saat terhirup terus-menerus oleh paru-paru, bisa mengganggu pernapasan. Hal tersebut bisa mengakibatkan sesak napas, tenggorokan terganggu, bersin-bersin, sampai yang punya asma bisa kambuh mendadak. Risiko penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) juga akan muncul. 

 

Ada lagi risiko seperti faringitis, iritasi napas, hingga infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang juga bisa mengancam Anda. Bahkan, berdasarkan studi di luar negeri, PM memicu karsinogenik, sehingga dapat timbul penyakit kanker dalam jangka panjang. Kemudian, PM tersebut masuk lewat saluran napas lanjut ke alveoli. Masuklah ke pembuluh darah masuk dengan proses oksidatif.

 

Hal ini dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Jelas itu dapat memicu stroke dan penyakit jantung untuk orang-orang yang berisiko.

 

"Seseorang bisa terkena jantung atau stroke. Bisa dilihat kalau orang sakit itu tapi enggak merokok, artinya tubuhnya disinyalir kena polusi udara tinggi, karena partikel halus masuk ke tubuhnya," beber Dr Agus.

 

Selain itu, paparan polusi di dalam ruangan berasal dari penggunaan mesin-mesin elektrik, yang bisa menimbulkan polutan dalam luar ruangan. Penggunaan aksesoris furniture, seperti gordyn dan karpet dapat menimbulkan virus dan bakteri di dalam ruangan. Jika tidak dibersihkan, maka dampaknya bisa mengganggu pernapasan.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: