Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Impor Beras Sudah Overdosis, Padi Hibrida Bisa Jadi Solusi

Impor Beras Sudah Overdosis, Padi Hibrida Bisa Jadi Solusi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia hingga saat ini masih melakukan impor beras untuk menutupi kekurangan kebutuhan nasional. Meskipun telah mengimpor, harga beras di Indonesia justru dua kali lebih mahal daripada harga di pasar internasional.

Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) pun merilis penelitian mengenai prospek padi hibrida di dalam negeri. Peneliti Senior CIPS Indra Khrisnamurti mengatakan, jenis padi hibrida memiliki potensi besar untuk meningkatkan produktivitas. Dengan keunggulan tersebut, padi hibrida dinilai bisa menekan impor beras.

"Padi hibrida memiliki produktivitas musiman rata-rata 7 ton per ha, dibandingkan dengan padi inbrida yang hanya mencapai 5,15 ton per ha. Namun, luas tanam padi hibrida hanya kurang dari 1% dari total luas tanam padi di Indonesia, dan telah mengalami stagnasi selama beberapa tahun," kata Indra di Jakarta, Selasa (6/8/2019).

Baca Juga: Beras Organik Indonesia Diminati Pasar Ekspor

Meski demikian, lanjutnya, masih ada beberapa hambatan dalam pengembangan padi hibrida di Indonesia. Di antaranya kurangnya layanan penyuluhan yang tepat, beberapa varietas padi hibrida yang bermasalah, dan preferensi konsumen yang tidak terpenuhi.

"Selain itu, pembatasan impor membatasi akses petani ke pasokan benih berkelanjutan, yang membuat kurang menarik bagi mereka untuk menginvestasikan waktu dan upaya untuk beralih ke padi hibrida," tambahnya.

Indra menambahkan jika padi hibrida diharapkan mencapai tingkat luasan seperti di China (51% dari total luas tanam padi) dan Pakistan (25-30%), maka penting bagi sektor swasta untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam mengembangkan dan mengomersilkan varietas benih yang tepat.

Baca Juga: Beras Ketan Hitam Rutin Diekspor ke Singapura dan Hongkong

Untuk saat ini, katanya, impor masih tetap penting, namun bukan hanya untuk menyediakan benih dalam jumlah cukup, tetapi juga untuk menguji apakah varietas padi hibrida tertentu sesuai dengan kondisi lokal di Indonesia.

"Begitu ada kapasitas yang cukup untuk mengembangkan varietas-varietas ini di Indonesia, ketergantungan pada impor akan berkurang secara alamiah," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: